Siapa yang ngga tau MALIQ & D'Essentials? Band jazz yang asalnya dari Jakarta ini kayaknya emang salah satu band yang mungkin nggak ada haters-nya di Indonesia. Bener-bener dinanti dan diapresiasi di setiap karyanya.

banner-ads

Dibentuk tanggal 15 Mei 2002, beranggotakan 9 orang Mereka bermula dari sesi ngopi santai di bar kecil sebuah hotel bintang lima di Jakarta, tempat mereka sering mainin jenis musik yang waktu itu belum banyak digandrungin sama anak muda. Yup, jazz waktu itu emang segmented banget. Tapi sekarang, setelah lewat 15 tahun, mereka masih kompak dan bertahan meskipun cuma sisa 6 anggota, yaitu Angga Puradiredja (vokal), Indah (vokal), Ilman (keyboard dan piano), Jawa (bass), Lale (gitar), dan Widi (drum).

Netizen Indonesia lagi geger, nih, sama karya terbaru mereka. Why?

Netizen Indonesia lagi geger, nih, sama karya terbaru mereka. Why?

Baca Juga: Sepenggal Perjalanan Maliq & D’Essentials

SOURCE: Spotify

MALIQ & D'Essentials baru aja ngeluarin track "Kita Bikin Romantis" pas tanggal 8 Maret 2024, sama "Aduh" yang muncul tanggal 23 November 2023 lalu. Kedua track ini langsung nge-hits dan banyak dipake untuk background-in konten di TikTok, Reels IG, Story, dll. Tapi dibalik hype tersebut, nggak sedikit juga komen bernada sebel apalagi di X (Twitter) yang mempertanyakan ada apa sama Maliq dan kenapa lagunya gini amat? Satu sisi pro, satu sisi kontra. Bener-bener paradoks, ya.

Usut punya usut, hal ini tuh karena liriknya yang beda banget sama lagu-lagu MALIQ & D'Essentials yang udah-udah.

Saatnya memetakan alasan kubu pro dan kubu kontra-nya netizen!

Banyak netizen yang jatuh cinta sama kedua lagu ini, ngerasa lagu-lagunya itu pas banget sama vibe bucin yang lagi trend sekarang, plus liriknya yang unik dan catchy. Soalnya, "Kita Bikin Romantis" dan "Aduh" tuh bawa aura nostalgia jadul gitu. 

Ada juga netizen yang ngerasa ada beda selera musik dan suasana lagu MALIQ & D'Essentials antara yang dulu sama sekarang. Mereka berharap, MALIQ & D'Essentials bisa balik lagi ke era vibes lagu-lagu kaya "Himalaya", “Setapak Sriwedari”, atau "Senja Teduh Pelita". Kalo karya ini bukan karyanya MALIQ & D'Essentials, kayaknya netizen bakal biasa aja. Netizen yang bilang “nay” ke lagu ini bilang kalo lirik-lirik lagunya itu cringe abis, dan aura bucinnya kerasa banget sampe ke tulang! Tapi emang, sih. Lagu "Kita Bikin Romantis" dan "Aduh" emang ciptaan salah satu member MALIQ & D'Essentials yang lagi dimabuk cinta. 

Bisa sih jadi playlist andalan gombal lo sama pacar

Bisa Sih Jadi Playlist Andalan Gombal Lo sama Pacar
SOURCE: Youtube 

Lo baru jadian? Cinta lagi mekar-mekarnya, tuh! Nah, emang cocok lagu-lagu ini sama lo yang lagi dilanda asmara yang maksimal ini. Liriknya kayaknya ampuh banget bikin cewek lo klepek-klepek.

Lagu “Aduh”, dengan penggalan lirik ter-aduh!:

Surga itu kamu, duniawi juga kamu

Sumpah mati, yang kumau, cuma sama kamu

Surga itu kamu, duniaku penuh kamu

Kita bikin mesra, sampai tubuh panas, hati dingin

Aduh…!

Bilang-bilang kalau nanti kangen

Diam-diam aku pasti kangen

Mau bilang, takut tambah kangen

Makin hari makin ingin bilang
 

Kalo part ter-romantisnya lagu “Kita Bikin Romantis” itu di sini:

Kita bikin romantis, bikin paling romantis

Sambil bermain mata, turun ke hati, hatinya jatuh

Kita bikin romantis yang paling romantis

Sambil gandengan tangan, hati pelukan di angan syahdu

Awan ikut menari-nari (romantis)

Sambil merayu lupakan ada waktu, oh

Angin berbunyi nada seperti lagu cinta

Kutulis tentangmu

 Tapi, emang nggak boleh ya sebuah band bikin karya diluar pattern biasanya?

Kalo kata para pengamat musik, ini tuh boleh-boleh aja. Banyak band atau musisi yang sukses justru karena berani bereksperimen sama genre atau style yang berbeda dari biasanya. 

Mengubah arah musik bisa jadi cara untuk mengeksplorasi kreativitas dan ngejangkau pendengar baru. Contoh nyatanya adalah Radiohead yang dikenal karena berubah-ubah gaya musik dari album ke album, atau Taylor Swift yang pindah dari country ke pop dan kemudian indie/folk dengan album "Folklore". 

Eksperimen semacam ini bisa nge-refresh identitas musik mereka dan ngebuktiin fleksibilitas serta kedalaman artistik. Penting juga untuk diingat kalo perubahan gaya musik ini bisa dapet tanggapan beragam dari pendengar lama. Tapi, ini kan bagian dari proses berkarya dan tumbuh sebagai musisi. Kuncinya sih tetap autentik dan bikin musik yang benar-benar resonan sama diri sendiri. Pendekatan ini bisa ningkatin apresiasi dari pendengar yang ngehargain inovasi dan keaslian. Karena, musik kan bentuk ekspresi dan sebenernya nggak ada aturan yang ngikat soal gimana seharusnya berkarya.

So, lo bagian yang pro atau yang kontra nih sama kedua lagu itu?