Kemarin kita udah cerita gimana black music banyak dipinjem sama kalangan lain (terutama kulit putih). Kalau kemarin udah nyinggung Elvis dan Rolling Stone, sekarang kita mau agak kritis sedikit nih. Terus kalau musiknya dipinjem, kira-kira ngilangin otentisitas dari akar budayanya gak ya? Pengkritisi Herman Gray berargumen black music yang dibawakan sama kulit putih kurang otentik karena kehilangan konteks dimana musik itu diciptakan. Hal ini kayaknya jadi isu yang penting buat musisi seperti Eminem yang ngebawain musik mayoritas African American, lepas dari pendapat para penggemarnya (baik hitam maupun putih) yang menyatakan musik Eminem layak buat didengar. Sementara mereka yang berpandangan positif melihat hal ini sebagai sesuatu yang wajar dimana terjadi hibritasi budaya yaitu kombinasi tradisi budaya yang pada akhirnya akan menciptakan bentuk baru, campuran dari materi yang orisinil dan yang baru. Contoh yang paling bagus mungkin adalah penyanyi Jamaica reggae, Shaggy, yang bisa nyampurin elemen rap, reggae dan white pop. Pada akhirnya, mau African American maupun white American toh mendengarkan musik yang sama, mingle bareng di satu club atau kerjasama bareng untuk mencipta musik. Musik bukan lagi dikotak-kotakan pada budaya tertentu, tapi justru bisa jadi pemersatu. Sumberfoto : spiritofsoul.combanner-ads