Layaknya jenis pekerjaan yang lain, untuk bisa masuk kemiliteran seseorang harus melewati banyak tes. Selain fisik dan inteligensi salah satunya adalah tes keperawanan bagi calon prajurit wanita. Ini jadi polemik nih Bro dan lagi banyak dibicarain. Gimana nggak, ternyata prosedur tes keperawanan ini jauh dari dugaan banyak orang dan miris banget.

banner-ads

Berikut beberapa fakta tes keperawanan calon prajurit wanita yang bikin loe ngelus dada.

Dokter Gunakan Dua Jari

Nggak banyak yang tahu gimana prosedur tes keperawanan selama ini hingga seorang peneliti dari Human Rights Watch, Andreas Harsono, mengungkapkannya. Dokter ternyata menggunakan prosedur dua jari untuk memeriksa selaput dara dan anus. Lewat pemeriksaan fisik ini dokter kemudian menentukan nasib sang calon prajurit. Tes ini aja nampak nggak normal, tapi silahkan lihat poin berikutnya yang lebih miris lagi.

Dilakukan oleh Dokter laki-laki

Udah nggak kebayang gimana deh tuh rasanya! Tapi demi masa depan dan mempertahankan kedaulatan negeri ini, mau nggak mau para calon prajurit wanita tersebut melakukannya. Risih, nervous hingga trauma pasti terjadi sebagai akibat dari prosedur ini. Nggak salah kalau kemudian banyak orang yang memaksa agar tes seperti ini dihapus keberadaannya karena ternyata berakibat  buruk bagi si kandidat.

Dilakukan untuk Uji Fisik dan Mental

Kerja TNI bakal sangat berat ke depannya, makanya tes semacam ini dinilai sebagai salah satu awal untuk membentuk karakter para kandidat agar lebih kuat baik fisik maupun mental. Hal yang bikin heran adalah apakah cuma ini satu-satunya cara agar bisa merealisasikan visi itu. Kayaknya nggak juga kan Bro?

Jadi penentu utama syarat kelulusan

Sangat nggak fair kalau penentu kelulusan hanya dari hal seperti ini. Masih banyak tuh aspek lain yang lebih pantas dinilai sebagai syarat kelulusan dibandingkan dengan keperawanan. Aneh aja ketika semangat ingin membela tanah air harus luntur gara-gara beginian.

Menurut loe gimana Bro? kira-kira relevan nggak sih kalau tes semacam ini terus dipertahankan?