Talkmen.com --- Melihat Feng Shui dari pemahaman logis.

Tidak selamanya ilmu yang mempelajari mengenai peran energi dalam kehidupan manusia ini berbau mistis.   Beberapa ajarannya secara tidak langsung mungkin sudah banyak yang Anda terapkan. banner-ads

Memaknai sebuah bisnis sebagai suatu seni memperkaya diri memang gampang-pgampang susah. Anda mungkin memaknai bisnis dari segi perhitungan pasti dan bagaimana mengolah suatu aset yang dimiliki menjadi pundi-pundi keuntungan. Jika Anda membaca sering membaca Forbes, tentu tak habis pikir bagaimana para biliuner dunia melibas seluruh segmen pasar yang ada dan merubahnya menjadi suatu potensi ekonomi bernilai tinggi. Baik, lupakan dulu sejenak Carlos Slim, Amancio Ortega, dan kawan-kawan. Mari lihat bisnis dari lingkup yang lebih sederhana, yaitu sebagai sebuah seni.

Being good in business is the most fascinating kind of art. Making money is art and working is art and good business is the best art”

Itu kata Andy Warhol, sang seniman legendaris asal Inggris. Begitu banyak cara melihat bisnis dari sisi lain yang mungkin sering Anda dengar namun belum memahaminya, Feng Shui misalnya. Lebih dari 2000 tahun yang lalu, sebelum Dinasti Qin lahir, Feng Shui dikenal dengan nama Bu Zhai yaitu metode peramalan dengan menggunakan cangkang kura-kura untuk menilai sebuah lokasi menguntungkan atau tidak. Metode ini pada awalnya dimaknai secara sederhana, misalnya mengevaluasi bentuk-bentuk tanah dataran tinggi dan dataran rendah. Kemudian bagaimana meninjau kecukupan air dan pola alirannya di sebuah lokasi, bagaimana kualitas kesuburan tanahnya, jarak antara lokasi dengan pusat kegiatan manusia, serta apakah lokasi tersebut memenuhi syarat penghijauan atau tidak.

Pemahaman tinjauan lokasi yang akan mempengaruhi peruntungan suatu lahan dilakukan oleh para Fang Shi, atau seseorang yang ahli dalam ilmu alam dan ilmu metafisika. Dalam perkembangannya, Feng Shui lebih mendalam dalam pemaknaannya, yaitu bagaimana manusia, bumi, dan nirwana hidup dalam keselarasan hingga mampu mendapatkan Qi (energi positif). Qi erat hubungannya dengan kehidupan naga yang merupakan perlambang rejeki dan nasib baik. Lantas bagaimana Feng Shui ini tertuang dalam kehidupan berbisnis hingga dipercaya mampu meraih kesuksesan? Ternyata, di luar pertimbangan metafisik yang sepertinya berbau supranatural, Feng Shui cukup logis jika dipandang dengan menggunakan logika.

Dalam memperhitungkan unsur-unsur alam dengan kehidupan manusia, Feng Shui menggunakan kompas Ba-Gua yang terinspirasi dari tempurung kura-kura.  

Anda seorang pengusaha yang sedang mencari area perkantoran atau ingin membangun gedung? Dalam pandangan Feng Shui, gedung perkantoran dan ruangan di dalamnya harus saling berkaitan. Pintu utama pada gedung letaknya harus tepat, bahkan lift atau eskalator harus mampu mengalirkan energi positif ke setiap lantai. Begitu juga susunan ruang-ruang di dalam gedung, bagaimana pengaturan jalurnya, dan letak pintu di setiap ruangannya. Coba pahami Feng Shui dari ilmu fisika sederhana. Apa yang dimaksud oleh pemahaman Feng Shui ini sebetulnya berkaitan dengan sistem sirkulasi udara dan pergerakan manusia di dalam gedung. Ukuran dan tinggi suatu gedung tentu tata cara pembuatannya tak jauh beda dengan perhitungan Bu Zhai yang telah dijelaskan sebelumnya.

Dengan teknik konstruksi dan arsitektur modern saat ini, mungkin Anda tidak melihat adanya esensi Feng Shui di dalamnya. Namun jika Anda mampu mengaitkannya, sebetulnya suatu ruangan perkantoran atau gedung memang harus dibuat sedemikian rupa agar kinerja perusahaan menjadi maksimal. Mungkin terlihat sepele, tetapi hubungan antara ruang dan manusia sebetulnya sangat erat. Sekarang coba perhatikan ruang sekeliling Anda? Apakah kondisi ruang di tempat Anda berada saat ini selalu mampu membangkitkan mood tertentu, rasa malas, semangat, ceria, atau bahkan terasa angker? Dalam pandangan sederhana, itulah maksud dari Feng Shui.

Perkembangan teknik arsitektur yang semakin modern sebetulnya juga masih sepaham dengan pemahaman Feng Shui.  

Begitu juga saat membuat nama dan logo perusahaan. Feng Shui dari suatu lambang harus bersinergi di antara lima unsur kehidupan manusia. Kayu, tanah, logam, api, dan air adalah unsur-unsur yang dipercaya sejak bangsa China kuno merupakan faktor utama bagaimana suatu kehidupan berlangsung. Elemen kayu akan mewakili pertumbuhan dan kreativitas, sementara elemen tanah membantu pertumbuhan dan menguatkan. Elemen logam berhubungan dengan kekuatan mental dan ketajaman yang berdampak pada kecerdasan. Sementara, elemen api merupakan simbol transformasi dan ekspansi, dan elemen air adalah simbol inspirasi dan pembaharuan.

Inilah yang harus Anda perhatikan, bahkan saat merancang nama dan logo perusahaan yang diimpikan. Warna adalah wujud dari unsur-unsur kehidupan tadi dan tantangan Anda adalah bagaimana menciptakan sebuah sinergi antar elemen hingga usaha Anda menggapai kesuksesan. Itu secara Feng Shui, jika dianalogikan secara nalar, apakah menurut Anda berkaitan? Jelas. Tentu Anda mengetahui bahwa warna juga dipelajari dalam ilmu psikologi karena dapat mempengaruhi rasa dan emosi manusia. Di sinilah kemudian cipta, rasa, dan karsa manusia tertuang dalam mewujudkan imajinasi yang berbentuk karya seni. Aplikasinya jelas, tidak mungkin juga Anda ceroboh membuat logo perusahaan dengan gambar yang asal-asalan dan main tabrak warna. Bayangkan jika publik melihatnya, otomatis pasti akan berdampak langsung pada performa perusahaan.

Sudahkah ruang tempat Anda bekerja memberi pengaruh positif terhadap performa Anda?  

Apalagi kira-kira yang selalu dikaitkan orang dengan sebuah peruntungan? Lahan. Bentuk suatu lahan banyak dipahami orang sebagai faktor paling utama saat akan membuka suatu usaha. Sampai saat ini, ada beberapa bentuk lahan yang menjadi 'momok’ saat seseorang ingin berinvestasi lahan atau properti. Lahan berbentuk kipas biasanya memiliki nilai jual yang rendah karena bentuknya runcing seperti api di bagian belakangnya. Bentuk inilah yang kemudian dianggap akan membawa hawa panas yang akan menimbulkan pertikaian dan pengaruh negatif bagi manusia yang hidup di atasnya. Selain itu, lahan berbentuk L juga dinilai kurang menguntungkan untuk dijadikan tempat usaha atau tempat tinggal. Bentuk lahan L akan menyulitkan alur keluar masuknya energi karena bisa jadi bangunan utama terhalang oleh bangunan yang berada di depan atau belakangnya.

Kemudian ada juga lahan berbentuk botol atau kantung. Bagi sebagian orang, lahan ini dipercaya akan membawa peruntungan karena energi yang masuk akan tertampung dengan baik di dalamnya. Namun, Feng Shui berbeda pendapat karena tidak selamanya energi yang masuk adalah energi positif. Jika energi yang masuk adalah negatif, dipastikan akan berpengaruh buruk bagi penghuni lahan tersebut. Dalam dunia arsitektur modern, sebetulnya kelemahan ini dapat diatasi dengan modifikasi desain lahan dan bangunan sehingga dapat memberikan fungsi yang maksimal. Bentuk-bentuk lahan yang menjadi momok karena dinilai memiliki peruntungan rendah dapat di atasi dengan pemanfaatan lahan yang cerdas dan optimal. Untuk hawa panas pada lahan kipas sebetulnya dapat dihalangi dengan menambah unsur air pada bagian belakang lahan. Kolam renang, kolam ikan, bahkan aquarium cukup untuk menangkal gelombang panas yang disebut dalam Feng Shui.

Begitu juga dengan rumah, kini seiring perkembangan teknologi apa pun bentuk lahan yang Anda miliki dapat difungsikan secara maksimal.  

Bagaimana? Ternyata memang Feng Shui tidak selamanya berbau mistik kan? Yang terpenting adalah saat Anda menjalankan suatu bisnis harus berangkat dari tempat yang selalu memberikan dorongan positif bagi Anda. Jika dipisahkan dari pemahaman Feng Shui, sebetulnya manusia memang sudah dianugerahi sebuah rasa untuk menciptakan rasa nyaman di lingkungan sekitarnya. Ingat, nyaman di sini adalah nyaman yang bertanggung jawab, tidak lantas mencaplok lahan sana-sini dan merugikan orang lain. Atau jika Anda memimpin suatu perusahaan, kenyamanan justru berawal dari gaya leadership Anda dengan karyawan. Jangan mengeksekusi suatu kebijakan karena faktor ego sementara karyawan belum tentu bisa menerimanya sampai mereka tidak betah berlama-lama bekerja bersama Anda. Di luar faktor Feng Shui atau bukan, salah-salah energi negatif justru berhembus dari diri Anda sendiri. Who knows...