Talkmen.com --- Cara-cara yang kejam dalam memberantas kriminalitas di masa lalu.

Beberapa metode di bawah ini sungguh di luar akal sehat manusia. banner-ads

Pernahkan Anda membayangkan rasanya hidup di abad pertengahan? Tanpa listrik, tanpa gadget dan semua alat-alat modern yang banyak Anda gunakan sekarang. Bagi beberapa orang, hidup di masa lampau mungkin terdengar damai, namun tunggu hingga mereka mengetahui metode penyiksaan zaman dahulu yang sangat kejam dan di luar akal sehat. Dan Talkmen akan memberikan kepada Anda beberapa metode penyiksaan yang pernah dilakukan di masa lampau.

Breaking With The Wheel

The Wheel dipopulerkan oleh bangsa Yunani.  

Metode ini adalah salah satu yang paling sering dipakai pada abad pertengahan. Digunakan untuk menyiksa para pelaku kriminal kelas satu, Breaking The Wheel atau The Wheel selalu membunuh korbannya, dengan perlahan-lahan namun menyakitkan.

The Wheel diciptakan oleh bangsa Yunani dan dengan cepat menyebar ke penjuru Eropa seperti Jerman, Prancis, Rusia, Inggris dan Swedia. The Wheel berbentuk roda, terbuat dari kayu dan memiliki banyak ruji. Beberapa anggota badan si korban diikat diantara ruji-ruji The Wheel dalam keadaan telanjang. Setelah itu paraalgojo mulai memukul si korban dengan senjata seperti palu besi hingga tulang korban patah. Tidak cukup sampai disitu, para korban terkadang digantung di tempat yang tinggi agar hewan seperti burung nasar bisa memakannya. Dalam keadaan badan yang sudah sangat sakit dan tulang yang patah, si korban hanya bisa menunggu ajal menjemputnya karena ia tidak diberi makan atau minum. Kebanyakan korban tewas tiga hari setelah eksekusi karena dehidrasi.

The Rack

The Rack akan merusak rangkaian tulang si korban.
 

Penyiksaan dengan menggunakan alat bernama The Rack sangat mudah dibayangkan. The Rack terdiri dari beberapa kayu dengan rangkaian tali di bagian atas untuk kedua tangan dan di bawah untuk kedua kaki.

Algojo akan mengikat sang korban dengan kencang di kedua bagian tubuh tadi, dan menariknya dengan sangat kencang. Dengan segera tulang-tulang korban akan berpindah posisi dengan suara crack!” yang keras. Jika penyiksaan terus dilanjutkan, korban tidak hanya mengalami patah tulang, namun beberapa bagian tubuh akan terpisah secara mengerikan. Selain efek kesakitan sangat terasa, metode ini akan menyebabkan korban menjadi cacat parah untuk selamanya.

Metode ini biasanya digunakan untuk proses interogasi, karena jika calon korban yang melihat temannya disiksa terlebih dahulu maka tentu saja ia akan mengalami rasa takut yang besar. Salah satu yang menjadi korban dari metode ini adalah para ksatria yang dikenal dengan sebutan Knight Templar.

The Saw

Eksekusi The Saw sangat efektif untuk proses interogasi.
 

Metode ini bisa dibilang sebagai salah satu yang paling mudah dilakukan, karena alat yang digunakan sendiri cukup sederhana dan dapat ditemukan di setiap rumah. The Saw biasanya digunakan untuk mengeksekusi para penyihir, pembunuh, pelaku zina, pengkhianat suatu agama tertentu, bahkan terkadang hanya untuk mengeksekusi para pencuri di Abad Pertengahan.

Awalnya, korban diikat dengan posisi terbalik. Posisi ini memiliki beberapa kelebihan: darah korban akan mengalir ke otak, resiko kehabisan darah dengan cepat berkurang, dan well, posisi ini sangat menyiksa sang korban. Kemudian badan sang korban mulai dipotong dengan gergaji dari anggota badan bagian bawah – dalam kasus ini, dari atas. Durasi penyiksaan bermacam-macam, bahkan bisa memakan waktu berjam-jam lamanya. Ketika eksekusi ini digunakan untuk interogasi, calon korban akan melihat secara langsung proses eksekusi korban lainnya sehingga ia akan merasa ketakutan.

Walaupun banyak korban yang akhirnya dipotong hingga tubuhnya benar-benar terbelah menjadi dua, namun beberapa algojo terkadang hanya memotong setengah badan korbannya. Hanya tinggal menunggu waktu sebelum si korban mati perlahan karena kesakitan dengan bagian dalam tubuh yang keluar dari posisi yang seharusnya.

Impalement

Vlad Dracula sangat menggemari metode impalement.
 

Tokoh terkenal dalam metode ini adalah Vlad, yang dikenal juga dengan nama Dracula. Vlad sangat ditakuti dalam masa pemerintahannya di kerajaan Hungaria masa lampau. Ketakutan para rakyatnya sangat beralasan: Vlad akan mengeksekusi pelaku kriminal bahkan para pencuri roti sekalipun, dengan metode Impalement.Namun karena peraturannya ini, Vlad menjadi terkenal dan dianggap sebagai pahlawan.

Impalement adalah metode dengan mengikat korban dengan sangat kencang hingga kemungkinan kabur sangat kecil. Sebuah kayu dengan ujung runcing ditancapkan ke tanah, dengan posisi yang sangat tinggi hingga si korban tidak mampu menginjak tanah lagi. Kemudian lubang anus si korban ditancapkan ke ujung kayu tersebut, maka sang korban tinggal menunggu waktu hingga organ vital lainnya mengenai kayu tersebut secara perlahan. Waktu yang dibutuhkan bervariasi, bisa memakan waktu beberapa jam hingga beberapa hari tergantung kekuatan si korban. Sederhana dan efektif.

The Head Crusher

The Head Crusher, alat penghancur kepala.
 

Alat yang satu ini berfokus pada bagian kepala korban, yang dengan perlahan akan menghancurkan beberapa bagian vital dari kepala. Awalnya dagu korban diletakkan di bagian bawah alat ini, kemudian bagian atas kepala ditutup dengan alat penutup berbentuk topi yang mengerikan. Dengan perlahan, alat ini diputar dan menyebabkan bagian penutup kepala mulai menekan ke bawah.

Hasilnya cukup variatif: awalnya gigi korban akan menancap ke bagian rahang, kemudian korban mulai menderita kesakitan yang parah. Tidak cukup sampai disitu, kedua mata korban pun akan mulai keluar dari rongganya jika eksekusi ini diteruskan. Jika penyiksaan dihentikan di tengah proses, korban biasanya akan mengalami cedera berat di bagian otak, rahang atau mata.

Seperti beberapa metode lainnya, The Head Crusher cukup sering digunakan untuk interogasi. Beberapa modelnya masih ada hingga saat ini, dan beberapa alat memiliki variasi seperti kantong kecil yang disediakan jika mata korban benar-benar keluar dari kepalanya.

Judas Cradle

Korban dari metode Judas Cradle kebanyakan adalah kaum wanita.
 

Judas Cradle adalah metode dengan mendudukkan korban di sebuah kursi berbentuk seperti piramida. Korban diikat di berbagai tempat, termasuk kaki yang digabung menjadi satu hingga korban tidak akan leluasa menggerakkan kaki mereka. Sungguh menyakitkan.

Alat berbentuk segitiga ini ditancapkan melalui anus atau alat vital untuk korban wanita, sehingga semakin banyak mereka bergerak maka alat ini akan menusuk semakin dalam. Para algojo kadang bertindak lebih kejam dengan meletakkan beban berat di bagian kaki korban untuk mempercepat kematiannya, atau dengan memberi pelumas agar alat tersebut makin licin dan dapat menusuk korban dengan cepat.

Judas Cradle sangat jarang dibersihkan setelah eksekusi berakhir. Maka ketika korban lain dieksekusi dengan alat yang sama maka ia akan mengalami masa kematian yang lama, korban ini akan mati perlahan dengan kesakitan karena infeksi yang dialaminya.

Quartering By Horses

Quartering By Horses adalah metode paling instan dalam daftar ini.
 

Metode ini sangat kejam dan eksekusinya dapat berlangsung dengan cepat, karena Quartering By Horsesdigunakan khusus untuk para penjahat kelas berat dan kasus-kasus yang sulit mendapatkan pengampunan. Salah satu korban yang cukup terkenal adalah Jean Chatel, pria yang mencoba membunuh raja Prancis King Henry IV.

Quartering By Horses dilakukan dengan sangat cepat: kedua tangan dan kaki korban diikat dengan erat pada empat ekor kuda, kemudian masing-masing kuda akan berlari hingga bagian tubuh korban akan berpencar ke segala arah. Instan, sehingga metode ini menjadi tontonan favorit rakyat di abad pertengahan.