Mendengar namanya mungkin udah banyak yang tahu olahan kuliner berbahan ini. Yup jengkol atau yang memiliki nama latin Archidendreon Pauciflorum ini udah menjadi makanan khas di berbagai kota di Indonesia. Banyak yang menyukainya kendati setiap kali mengonsumsinya bakal menyebabkan bau yang kurang sedap.

banner-ads

Di Masyarakat sendiri, makanan olahan berbahan jengkol sering menghiasi menu warung-warung atau warteg pinggir jalan. Tapi, anggapan jika jengkol adalah makanan kampung mungkin bakal segera hilang. Pasalnya, udah banyak nih kafe dengan level menengah ke atas menyajikan kuliner jenis ini. Salah satunya adalah yang dirintis oleh Muhamad Gunarsah ini.

Berawal dari kecintaan terhadap makanan tradisional ini, gunarsah bersama adik dan ibunya pun sukses membangun sebuah kafe yang diberi nama D’Jengkol Café & Resto. Awalnya sangat nggak mudah untuknya mendirikan tempat ini. Butuh modal yang cukup besar yakni sekitar Rp 150 jutaan.

Untungnya, keahliannya di bidang IT dan juga SEO mampu membuatnya menghasilkan banyak uang. Hasratnya untuk mendirikan kafe ini pun makin besar ketika sang ibu pun menyarankan hal yang sama. “Suatu hari nyokap ngasih usul gimana kalau bikin rumah makan dengan menu jengkol aja? Tapi adik ngasih usulan sebaiknya jangan rumah makan tapi kafe aja, biar yang enggak doyan jengkol pun bisa nongkrong di situ. Saya setuju, akhirnya kita cari lokasi di Bandung sesuai budget yang kita punya.”

Akhirnya, kafe ini pun berhasil dibangunnya di Jalan Banteng No. 50 Bandung. Tempat makan yang membidik para kawula muda ini pun menyediakan berbagai olahan jengkol dengan harga antara Rp 10.000 hingga Rp 35.000. Nggak hanya olahan jengkol aja nih, D’Jengkol juga menyediakan berbagai masakan Sunda yang lain bagi yang kurang suka dengan bahan tersebut.