Pembebasannya dianggap tak masuk akal dan penghinaan terhadap korban penganiayaan.

banner-ads

Kementrian Hukum Afrika Selatan menahan pembebasan lebih cepat bagi atlet Oscar Pistorius. Keputusan ini dikeluarkan oleh dewan pembebasan bersyarat, dengan pertimbangkan membebaskan atlet lari itu setelah 10 bulan penjara dari vonis 5 tahun merupakan keputusan prematur dan tanpa dasar hukum.

“Seperenam dari hukuman 5 tahun adalah 10 bulan dan pada saat keputusan dibuat ini artinya Mr. Pistorius hanya menjalani 6 bulan hukumannya,” kata Menteri Hukum Afrika Selatan, Michael Masutha yang menyebut keputusan untuk membebaskan Pistorius, prematur.

Peninjauan kembali oleh dewan tersebut memang bisa saja dilakukan. Tapi akan perlu waktu berbulan-bulan. Pistorius didakwa bersalah menembak tewas pacarnya, Reeva Steenkamp. Hingga vonis dijatuhkan, atlet olimpiade ini tetap bersikeras ia salah mengira pacarnya sebagai penyusup.

Pistorius baru akan dipindah dari penjara ke tahanan rumah saat keputusan ini diumumkan. Tadinya ia diharapkan bakal tinggal di rumah pamannya di Pretoria. Menurut undang-undang Afrika Selatan, Pistorius layak untuk dibebaskan dengan ‘pengawasan ketat’ setelah menjalani seperenam dari total hukumannya.

Kalau sampai Pistorius dibebaskan, dikawatirkan bakal mengguncang sistem hukum dan penjara di Afrika Selatan. Banyak tahanan yang akan menuntut pembebasan bersyarat juga setelah menjalani sedikitnya seperenam masa hukumannya. Keputusan untuk menahan pembebasannya ini dikeluarkan setelah adanya petisi oleh Progressive Women's Movement of South Africa, termasuk di antaranya African National Congress Women's League, salah satu partai pemerintah Afrika Selatan.

Mereka menyebut, membebaskan atlet itu lebih cepat merupakan keputusan tak masuk akal dan penhinaan terhadap korban penganiayaan.

Pistorius merupakan atlet lari terkenal dari Afrika Selatan. Kedua kakinya diamputasi sejak masih anak-anak dan bertanding dengan kaki buatan. Ia merupakan atlet dengan kaki buatan pertama yang bertanding melawan atlet normal dalam Olimpiade London 2012.