Talkmen.com --- Kuartet ini menjadi satu dari sedikit band yang mengharumkan nama Perancis.

Versailles tidak bisa dikatakan sebagai tempat yang nyaman. Kuartet pop rock Phoenix merasakan hal itu, bahkan sang frontman Thomas Mars menggambarkan tempat asal mereka sebagai "very nasty place, not very friendly neighbourhood". Namun justru dari kesulitan dan kerasnya lingkungan itulah masterpiece demimasterpiece milik Phoenix dilahirkan.   banner-ads

Phoenix adalah satu dari sedikit talenta yang mampu mengharumkan nama Perancis, band lainnya tentu saja adalah duo robot paling populer di seluruh muka Bumi bernama Daft Punk. April 2013 lalu, kuartet ini meluncurkan Bankrupt!, suksesor dari album peraih penghargaan Best Alternative Music dari Grammy yang dirilis pada 2009, Wolfgang Amadeus Phoenix. Bankrupt! yang dibuka dengan hit single Entertainment mampu menghipnotis telinga para penggemar Phoenix, sehingga nama mereka semakin bergaung ke seluruh seantero dunia. "Album Bankrupt! adalah album yang kaya. Kami lebih banyak menyelipkan layer dibandingkan album-album sebelumnya. Lebih banyak harmoni," ujar Mars dalam interview-nya bersama Under The Radar.

Vokalis Thomas Mars saat Phoenix tampil di Apollo Theatre pada Mei 2013.  

Phoenix tidak hanya mengundang decak kagum dari para penggemarnya saja. Adam Yauch, rapper legendaris dari Beastie Boys yang meninggal 2012 lalu sempat mengirimkan undangan agar kuartet tersebut datang ke studionya yang bernama Oscilloscope Laboratories di New York di tahun 2011. Phoenix sempat menghabiskan waktu bersama Yauch selama tiga bulan, path dari album Bankrupt! tercipta di tempat tersebut. Phoenix kemudian bekerjasama dengan Phillipe Zdar, yang pernah menangani house music duo asal Perancis, Cassius. Zdar mengatakan bahwa album Bankrupt! adalah album yang tercipta dari obsesi mereka untuk membuat sebuah dunia penuh fantasi. Pada akhirnya, Bankrupt! memang banyak berisi tentang kegelisahan dan mimpi Phoenix untuk berada di tempat lain.

Phoenix di Oscilloscope Laboratories milik Adam Yauch pada 2011.  

Lahir pada 1999, Phoenix mulai menjadi band yang sibuk sejak era Wolfgang Amadeus Phoenix. Tidak hanya tampil di Saturday Night Live atau mengisi soundtrack dalam Lost In Translation, Phoenix menjadi langganan festival kelas dunia, salah satunya Coachella. Saat ini, Phoenix sedang melakukan rentetan tur panjang, termasuk menjelajah beberapa negara di Asia seperti Jepang, Singapura, China, Filipina dan Indonesia.

Ismaya Live mengundang Phoenix sebagai bintang utama dalam festival tahunan Love Garage 2014 di Jakarta. Selain Phoenix, Love Garage 2014 juga akan menghadirkan Zero 7, Fenech-Soler, Midnight Savari, Protocol Afro dan Jirapah.