banner-ads

It's time to rave, Bro! Para kaum urban masa kini rupanya sudah mulai keranjingan sama musik hiburan yang satu ini. Rave Party menjadi suatu hal yang wajib ada dalam pengalaman para kaum urban.

Yak, Rave Party merupakan fenomena dunia musik hiburan bagi pencinta musik elektronik dan para Clubbers di berbagai kota besar dunia termasuk Indonesia. Istilah Rave Party pertama kali muncul awal 1950-an di Eropa. Berkembang pesat pada dekade 80-an seiring perkembangan musik elektronik yang dikenal House Music. Sama dengan Punk, musik elektronik menjadi satu gaya hidup, filosofi, dan pergerakan yang ditandai dengan munculnya Rave Party. Sekitar 1990-an Rave Party menyebar ke seluruh belahan dunia. Pantai Ibiza (Spanyol) dan Kota Manchester di Inggris merupakan lokasi awal Rave Party. Kemudian menyebar ke hampir seluruh kota besar dunia termasuk Asia Tenggara seperti Thailand, Singapura, dan Jakarta.

Sebagai sebuah pergerakan, mulanya Rave Party merupakan gerakan undergroud ilegal. Ratusan bahkan ribuan orang diundang menghadiri acara Rave Party yang diadakan di satu lokasi seperti pantai, gudang, tanah lapang, atau tempat lainya. Dentuman musik House dengan volume keras menjadi satu masalah sosial tersendiri.

Rave Party sendiri lebih bersifat bebas berekspresi dibanding klub yang lebih bernuansa formal. Kalau perlu (untuk kenyamanan) kita boleh pake sandal karena di acara Rave Party gak ada kursi dan meja. Kita cuma berdiri dan dance selama berjam-jam. Oleh karena itu, rata-rata para penikmat Rave Party berasal dari kawula muda (sekitar 20 - 40 tahun) gak seperti pengunjung klub yang umumnya lintas usia.

Nah, berawal dari konsep underground, kini Rave Party merupakan sebuah even legal dengan kemasan yang lebih massive dan spektakuler.

Rave Party mulai dikenal luas di Indonesia (khususnya Jakarta) pada dekade 2000-an. Rave Party mulai bermunculan dan dikenal banyak kalangan, khususnya para kaum urban. Rave Party banyak diselenggarakan di berbagai tempat seperti Ancol, Sentul, Senayan, Pelabuhan Ratu, Anyer, bahkan Bandara Sukarno Hatta.

Djakarta Warehouse Project menjadi salah satu Rave Party terbesar dan paling ditunggu-tunggu. Bekerja sama dengan LA Ice, Djakarta Warehouse Project yang digelar pada pertengahan Desember 2013 sukses memuaskan rasa dahaga para kaum urban akan hiburan di tengah kesibukan dan aktivitas yang mereka jalani dengan menampilkan 15 DJ internasional dan 30 DJ Tanah Air.

Jelas, dengan dentuman musik elektronik termasuk House, Trance, Psytrance, Techno, Dubstep, Jungle, Jungle Techno, Drum dan Bass, UK Hardcore, Hardcore Techno, dan masih banyak lagi yang dipadukan dengan lighting, laser, kreasi visual, dan kepiawaian seorang DJ yang bisa mneghipnotis para pencinta dan penikmat musik tersebut.

Rave Party menjadi satu kebutuhan bagi masyarakat urban kota besar seperti Jakarta karena hiburan yang satu ini bersifat seasonal dan gak bisa dinikmati setiap saat. Kehadiran para DJ ciamik pun menjadikan Rave Party sebagai even yang harus dihadiri oleh para kaum urban.