Skateboard sebenarnya sudah ada sejak era 50 dan 60an. Dulu skateboard sudah banyak digunakan, namun karena bentuknya masih jauh dari sempurna, jadi skateboard mudah ditinggalkan orang. Awalnya skateboard hanya berbentuk papan lurus dengan roda dari sepatu roda. Bentuknya lebih mirip scooter. Rodanya merupakan masalah utama karena waktu itu masih terbuat dari tanah liat. Sulit dikendalikan karena sering tergelincir.Ini menyebabkan olahraga skateboard mati di pertengahan 60an.   Di era 70an, Frank Nashworthy, seorang surfer mengembangkan roda yang dibuat dengan urethane yang ditambahkan bearing agar lebih mudah dikendalikan. Skateboard pun hidup kembali. Pada masa itu, kolam renang kosong banyak digunakan sebagai skate park. Banyak trik dan lompatan hebat tercipta di masa ini, termasuk ollie dan no hands aerial. Banyaknya kecelakaan dan klaim asuransi yang diajukan akibat olahraga ini menyebabkan sebagian besar skate park ditutup pada era 80an. Sekali lagi, olah raga skateboard mengalami kematian.   Memasuki 90an, skatboard kembali populer. Sempat diperkirakan olahraga ini akan kembali tenggelam dirudung kebosanan, namun yang terjadi adalah sebaliknya. Popularitasnya semakin meningkat. Apalagi dengan berkembangnya artwork pada deck, clothing lines, sepatu khusus skate, bahkan musik seperti skate punk, serta makin canggihnya trik-trik yang diciptakan skater-skater modern, semuanya mendukung terangkatnya popularitas dan image skateboard.   Sekarang ini bahkan banyak tersebar jenis dan kualitas skateboard dan wheels, tapi konsepnya tidak terlalu banyak berubah. Mungkin design skate yang agak berbeda dari skate biasa adalah S-bard yang menyerupai ular. Skate yang bisa meliuk di bagian tengahnya sehingga saat memainkannya rasanya mirip dengan snowboard. Ada lagi Australian Bushpig, Skateboard yang dilengkapi dengan motor yang bisa melaju hingga 33 km/jam. [rad]   Sumber foto: mavromatic.combanner-ads