Premier League mungkin jadi satu satunya liga top Eropa yang masih bimbang soal sistem pemotongan gaji staf klub dan pemain. Dibandingkan liga lainnya, masih banyak pro dan kontra tentang tata cara pemotongan gaji staf dan pemain klub di tengah pandemi COVID-19 ini.

Belum lama ini juga Tottenham dan Liverpool tersandung drama ketika mereka ngumumin bahwa staf klub bakal dikenakan cuti wajib alias cuti tanpa dibayar di tengah pandemi demi menyelamatkan keuangan klub.

Gak lama, Liverpool membatalkan rencana tersebut yang juga diikuti oleh Spurs gak lama kemudian.. Meski begitu, kabarnya masih ada beberapa klub yang tetap berniat untuk menerapkan hal tersebut. Ini, menurut legenda MU yang sekarang jadi pengamat sepak bola, Gary Neville merupakan sebuah hal yang gak adil.banner-ads



Gary Neville menilai bahwa kebijakan memotong upah para staf bukan solusi yang baik untuk menyelamatkan keuangan klub, apalagi untuk klub besar seperti Liverpool, Arsenal, dan Tottenham Hotspur.

Bahkan, Gary Neville menyarankan FA untuk menindaklanjuti klub yang menerapkan pemotongan upah karyawan selama pandemi COVID-19 ini dengan hukuman larangan melakukan aktivitas di bursa transfer.

“Saya melihat ada diskusi tentang bagaimana Tottenham mau melepas Harry Kane dengan harga 200 juta pounds, atau transfer Jadon Sancho yang mungkin senilai 100 juta pounds. Perekrutan dengan uang sebanyak itu bakal merusak hubungan internal,” ujar Gary Neville kepada Daily Mail.

Menurutnya gak etis untuk melakukan transfer dengan jumlah sangat besar dengan waktu hanya berselang beberapa bulan dari kebijakan pemotongan gaji staf.



Lo setuju gak sama pendapat Gary Neville ini, Bro?