Kepada Cadena Cope, kiper asal Kosta Rika itu menceritakan bagaimana sakit hatinya ia ketika disuruh pergi dari Los Blancos di deadline bursa transfer akhir Agustus lalu.
Ia memang menjadi deal antara Madrid dan Manchester United. De Gea datang, Navas harus menuju Old Trafford secara 'paksa'.
"Tenggat bursa transfer merupakan salah satu hari terburuk dalam karier sepakbolaku," kata Navas.
Kala itu kiper yang masih perawan menjaga gawangnya itu bahkan menangis karena tak mengira kariernya bakal disia-siakan El Real.
"Aku menangis saat transfer window ditutup, itu terjadi di dekat istriku. Aku juga manusia dan semuanya keluar begitu saja. Aku tengah menunggu di bandara bahkan tanpa koper. Aku belum berada di pesawat, namun aku sudah dekat dari sana," paparnya.
"Itu adalah situasi yang rumit. Benar-benar sulit, agen saya sempat mengatakan 'Kau harus segera naik pesawat'," katanya menggambarkan situasi tak enaknya kala itu.
Tapi seperti ditakdirkan bertahan, transfer tukar guling itu gagal. Navas tetap menjadi kiper Madrid dan De Gea tetap membela panji Setan Merah.
Penampilan cleansheet Navas seharusnya dihargai Madrid. Madrid terutama sang presiden, Florentino Perez harus benar-benar melek soal Navas yang memang sangat layak menjadi penjaga gawang utama di Santiago Barnabeu.