Dalam dunia sepakbola, jersey yang dikenakan oleh pemain nggak cuma berfungsi sebagai pakaian resmi untuk bertanding, tapi juga punya makna yang lebih dalam. Jersey menjadi simbol identitas yang ngebedain satu tim dari tim lainnya, mencerminkan sejarah, nilai, dan tradisi yang dipegang oleh klub atau negara tersebut. Setiap warna, desain, dan logo yang terpampang pada jersey punya cerita dan filosofi tersendiri yang dikaitkan dengan identitas klub atau tim nasional.

banner-ads

Lebih dari itu, jersey sepakbola juga jadi sumber kebanggaan bagi para penggemar. Mengenakan jersey tim kesayangan menjadi cara bagi penggemar untuk menunjukkan dukungan dan kesetiaan mereka. Pada saat yang sama, bagi para pemain, mengenakan jersey timnya berarti membawa harapan dan mimpi dari ribuan atau bahkan jutaan pendukungnya. Momen ketika jersey tim dikenakan dalam pertandingan menjadi simbolik, menandakan persatuan dan komitmen bersama untuk mencapai tujuan yang sama.

Jersey juga bisa menjadi medium untuk ngerayain pencapaian dan mengenang momen-momen historis dalam sepakbola, seperti kemenangan di liga, cup, atau turnamen internasional. Edisi khusus atau perubahan desain sering kali dilakukan untuk memperingati kejadian penting tersebut, membuat jersey semakin spesial bagi klub dan para pendukungnya.

Sisi Lain Jersey yang Jadi Kebanggaan

Baca Juga: Jersey Olahraga Paling Mahal Sedunia!

Tapi, nggak selalu jersey membawa semangat positif saja. Ada kalanya, jersey juga menjadi sumber kontroversi. Beberapa jersey menimbulkan polemik, baik karena desainnya, sponsor yang tertera, atau bahkan warna yang digunakan, yang mungkin bertentangan sama nilai atau tradisi yang dipegang oleh fans dan komunitas klub tersebut.

Kontroversi bisa muncul dari desain jersey yang dianggap terlalu radikal atau jauh dari ciri khas klub. Misalnya, penggunaan warna yang nggak sesuai dengan tradisi klub atau desain yang terlalu "berani" dapat memicu reaksi negatif dari pendukung. Selain itu, kerjasama dengan sponsor tertentu yang punya reputasi kontroversial juga dapat menimbulkan kekecewaan dan protes dari fans.

Kontroversi lain mungkin timbul dari penggunaan simbol atau motif tertentu pada jersey yang dianggap nggak sensitif atau menyinggung kelompok tertentu. Ini bisa berkaitan dengan isu politik, sosial, atau budaya yang sensitif di masyarakat.

Dalam beberapa kasus, jersey bahkan menjadi alat politik atau sarana kampanye, yang mungkin nggak selaras dengan pandangan atau nilai sebagian pendukung. Hal ini tentunya bisa memicu perdebatan dan diskusi panjang di kalangan komunitas sepakbola.

Jersey memang lebih dari sekadar pakaian bermain; ia bisa menjadi lambang kebanggaan sekaligus topik kontroversi. Ini menunjukkan betapa dalamnya sepakbola terkait dengan identitas sosial, budaya, dan bahkan politik, dan bagaimana sebuah jersey bisa menjadi simbol dari semua aspek tersebut.

Baru-baru Ini Rame di Timnas Indonesia

Jersey Timnas Indonesia 2024 juga menuai kontroversi karena beberapa alasan. Pertama, kontroversi tersebut muncul karena PSSI milih Erspo, sebuah merek lokal yang bukan spesialis dalam produksi apparel olahraga. Hal ini menimbulkan spekulasi dan kritik dari banyak orang karena kurangnya pengalaman Erspo dalam memproduksi jersey olahraga.

Kedua, setelah perilisan jersey, kritik dan kesan muncul terutama terkait dengan desain, tipografi, dan kualitas bahan yang dianggap kurang memenuhi standar jersey sebelumnya. Desain yang kurang memuaskan ini nggak disambut dengan baik oleh penggemar, bahkan sang desainer sendiri nggak merespon kritik tersebut dengan baik, memperkeruh suasana.

Kontroversi ini juga mencakup diskusi antara sang desainer, Ernanda Putra, dengan pakar sepakbola Indonesia, Justinus Lhaksana (Coach Justin), yang menambah kompleksitas dalam perdebatan terkait desain jersey.
Baru-baru Ini Rame di Timnas Indonesia
SOURCE: X/@indosupporter
Kontroversi soal jersey yang terjadi di Indonesia ini ternyata bukan satu-satunya yang pernah terjadi. Pro-kontra dan jadi perbincangan di mana-mana mengenai outfit sepak bola ini pernah terjadi di berbagai klub ataupun timnas lain. Berikut 5 klub dan timnas yang pernah mengalami hal serupa:

  1. Barcelona dan Qatar Foundation (2011-2012

    Barcelona dan Qatar Foundation (2011-2012)
    SOURCE: world football story
    Untuk pertama kalinya dalam sejarahnya, Barcelona menampilkan sponsor komersial pada jersey mereka, yaitu Qatar Foundation, sebuah organisasi non-profit yang didukung oleh pemerintah Qatar. Keputusan ini menuai kritik dari fans dan pengamat karena bertentangan dengan tradisi klub yang selama ini dikenal karena nilai-nilai sosial dan komunitasnya.

  2. Manchester United dan Desain "Kotak-Kotak" (2012-2013)

    Manchester United dan Desain "Kotak-Kotak" (2012-2013)SOURCE: soccerprose
    Jersey kandang Manchester United yang dirilis untuk musim 2012-2013 menampilkan desain "kotak-kotak" yang unik. Desain ini mendapat reaksi bervariasi, dengan sebagian besar fans mengkritiknya karena dianggap terlalu jauh dari tradisi.

  3. Cultural Leonesa dan Tuxedo Jersey (2014)

    Cultural Leonesa dan Tuxedo Jersey (2014)SOURCE: Marca
    Tim Spanyol, Cultural Leonesa, merilis jersey yang terlihat seperti tuxedo untuk pertandingan pra-musim. Meskipun dimaksudkan sebagai langkah pemasaran yang cerdas, banyak yang menganggapnya tidak pantas dan terlalu mengada-ada untuk lapangan sepakbola.

  4. CD Palencia dan Jersey "Anatomi Manusia" (2016)
    CD Palencia dan Jersey "Anatomi Manusia" (2016)

    SOURCE: Linda Ikeji's
    Tim Spanyol lainnya, CD Palencia, merilis jersey yang menampilkan desain anatomi tubuh manusia, lengkap dengan otot dan urat. Desain ini dimaksudkan untuk menunjukkan kekuatan dan ketangguhan, namun banyak yang menemukannya terlalu grafis dan tidak sesuai.

  5. Cameroon dan Jersey Tanpa Lengan (2002)

    Cameroon dan Jersey Tanpa Lengan (2002)SOURCE: Football Kit Archive
    Pada Piala Dunia 2002, tim nasional Kamerun memperkenalkan jersey tanpa lengan yang sangat kontroversial. FIFA, badan sepakbola dunia, melarang jersey tersebut karena tidak memenuhi standar seragam. Akhirnya, Kamerun harus menambahkan lengan hitam pada jersey mereka untuk mematuhi aturan.

Jersey-jersey ini ngebuktiin kalo dalam sepakbola, seragam bisa lebih dari sekedar pakaian permainan. Mereka bisa menjadi topik diskusi panas, mencerminkan identitas, dan bahkan menantang norma dan aturan.