Saluran unjuk gigi para animator masih minim. Hello;fest, Festival Film Animasi Indonesia, Festival Animasi Jogja, dan Jiffest, belum lagi cukup. Untuk yang terakhir ini pun menjadi ajang campuran, sebab dalam Jiffest sendiri karya yang dipamerkan tak menonjolkan arah animasi saja sebab lebih ke umum. Lain daripada itu masih belum terdengar lagi.
Berangkat dari event-event animasi yang bersifat lokal yang demikian itulah setidaknya para film maker indie animasi unjuk gigi. Bedanya dengan komunitas film indie yang bukan animasi, mereka lebih banyak memiliki kantung-kantung sebagai ajang penyaluran kreatifitasnya.
Diakui memang oleh beberapa animator, kenyataan yang mengatakan seperti itu bersumbu di elemen dasar dalam kegiatan berproduksi, lantaran untuk produksi animasi memerlukan kocek yang tidak sedikit jumlahnya. Selain kocek mereka juga membutuhkan waktu yang lumayan panjang, sebab animasi tak bisa dibuat secara instan. Beda dengan film yang bukan animasi atau yang disebut awamnya adalah film live shoot. Hanya dengan bermodal handycam bisa dibuat cepat dan sehari bisa jadi, belum lagi dengan sokongan teknologi digital yang mudah tersedia sekarang ini.
Kebuntuan yang berujung pada masalah dana yang tidak sedikit itulah, yang membuat para animator indie ini kurang sreg untuk terjun terus-terusan didalamnya. Darisitu tak sedikit para animator, yang menerjunkan diri sekaligus menjadi pemain di wilayah komersil.
Rejeki tak bisa ditolak, mungkin seperti itu istilahnya. Maka meski berjalan di jalur indie, animator pun masih menerima pesanan karya spesial untuk klien. Jenisnya pun rupa-rupa, dari pesanan untuk membuatkan animasi ke bentuk company profile, cd-dvd edutaiment, series untuk program di stasiun televisi, sampai bikin animasi untuk televisi commercial, dll.
Apalagi didukung dengan kenyataan bahwa, di tanah air ini sumber daya yang berprofesi sebagai animator ini tersedia tidak banyak. Jadi tenaga mereka pun kerap dicari oleh para develop materi animasi seperti umumnya adalah post house, dan agency advertising. Indie banyak diasumsikan orang adalah karya yang dibuat dengan murni biaya sendiri baik dari segi produksi, distribusi, ataupun promosi. Namun ketika segi produksi bisa dicapai, sementara dari segi distribusi dan promosi tak bisa diraih lagi. Maka para animator pun memilih karya tersebut cukup dinikmati sendiri saja.
Ada pula anggapan dari sebagian kalangan animator, apabila animasi yang dikerjakan secara indie itu lebih kepada mereka para pemula. Karena biasanya, kalangan pemula lah yang masih getol untuk bikin karya sendiri. Tapi disisi lain, indie juga menjadi milik para animator yang yang sudah settle dari segi kemapanannya. Animator kalau emang dari segi biaya dan segi waktu mereka punya. Pastinya untuk menyalurkan ide-ide creative yang lebih gila selalu ada.
Disadur dari :veetra.com
Sumber foto: eddiepitman.com