Sebuah kemajuan emang kadang bisa memberikan dua hal yang sangat berbeda, yakni manfaat dan juga kerugian. Mungkin pernyataan ini layak diberikan kepada sistem penayangan The Hobbit. Seperti yang diketahui, film ini baru aja rilis dan menampilkan segala sesuatunya dengan sangat detail dan bagus. Sebut aja semburan api Smaug, kota-kota, hingga adegan perang, semua disajikan sangat keren. Tapi, ini justru bisa jadi bumerang.

banner-ads

Sekuel terbaru yang bertajuk The Battle of Five Armies ternyata cuma dirilis di beberapa bioskop aja. Alasannya, ternyata teknologi gambar yang digunakan terlalu tinggi. Diketahui, mereka menggunakan HFR atau high frame rate yang berguna untuk melipat gandakan frame rate secara drastis. Hasilnya, grafis sekuel ketiga ini luar biasa detail.

Nggak cuma detail, gambar jadi lebih jernih dan juga tajam. Tapi, tentunya dibutuhkan alat khusus agar bisa menampilkan film dalam format ini. Nah, inilah hal yang perlu disadari oleh rumah produksi.

Tentunya nggak banyak bioskop yang mampu menampilkan The Hobbit secara maksimal. Hal ini berakibat pada makin sulitnya penonton untuk menikmati film ini. Jika kualitasnya diturunkan, tentunya bakal banyak detail yang hilang.

Emang harus diakui jika Battle of Five Armies ingin menyajikan sesuatu yang greget untuk penontonnya. Tapi, harus dipikirkan juga nih jika nggak semua bioskop udah mengimplementasikan teknologi paling baru dalam pemutaran gambar.