ollywood paling jago untuk urusan memaksimalkan potensi intellectual property. Hampir semua studio besar jualan merchandise karakter dari film mereka.banner-ads

Sumber penghasilan dari situ bahkan bisa lebih besar dari pendapatan film itu sendiri. Lihat aja apa yang udah dibikin Marvel dari karakter The Avengers.

Nah, Warner Bros. termasuk salah satu studio yang merhatiin banget aspek komersialisasi karakter film. Bahkan sebelum Joker dibikin, sempat ada perdebatan sama sutradara Todd Phillips.



Todd cerita kalau film Joker hampir enggak jadi dibuat karena belum adanya kesepakatan soal urusan merchandise. Warner Bros. ngerasa kalau cerita Joker terlalu dark dan dewasa. Padahal mereka berencana jualan piyama bergambar Joker di supermarket.

“Aku bilang bukannya film harus didahulukan daripada piyama? Apakah piyama mendikte cerita film? Wahana theme park, piyama, botol Slurpee, apapun itu yang dijual dari film, kamu enggak bisa ambil kemutusan berdasarkan itu,” lanjut Todd.

Film Joker emang ngangkat isu yang cukup berat soal mental health. Tapi ternyata isu ini relevan sama banyak orang, termasuk anak-anak muda.

Hasilnya, Todd Phillips bisa lega karena metodenya terbukti. Joker sukses besar di box office dan dapat ulasan positif dari kritikus film.