Lemahnya daya beli masyarakat saat ini terhadap karya musisi berbentuk fisik, membuat  para penyanyi maupun band-band harus pandai memutar otak untuk menyiasati hal tersebut. Banyak cara dilakukan agar karya yang udah dibuat nggak berkurang apresiasinya.

banner-ads

Sulitnya penjualan album fisik sepertinya telah menghantui banyak musisi dalam negeri, bahkan band sekelas Ungu pun merasakan keluhan yang sama. Pasha mengatakan jika minat beli masyarakat terhadap rilisan fisik antara jaman 90-an dan saat ini sangat jauh berbeda. Maka dari itu, tim manajemen salah satu band paling kondang di Indonesia ini menyiasatinya dengan mengajak kerja sama dengan pihak ketiga.

“Fisik album juga, sekarang sudah tidak tren, sehingga ada satu konsep punya partner ketiga, sekarang jadi ke arah situ,” ungkap sang frontman. Cara tersebut dianggap yang paling sesuai untuk mendongkrak penjualan yang tengah melemah saat ini.

Selain menggandeng pihak ketiga, Pasha juga berharap kepada pemerintah untuk turut campur dalam hal ini. Seperti yang udah diketahui, peredaran lagu maupun album secara digital sangat rentan dengan masalah hak kekayaan intelektual. Sebisa mungkin pemerintah segera memberlakukan UU yang udah dibuat untuk mengatur hal tersebut.

Ungu sendiri saat ini masih disibukkan dengan promosi album barunya yang dibuat hampir dua tahun lamanya. Masalah seperti daya beli masyarakat yang lemah, merupakan salah satu alasan mengapa Onci dkk membuat album ini dalam waktu yang sangat lama.