Merdeka.com --- Kementerian Pendidikan China kemarin menyatakan sekitar 400 juta orang atau 30 persen dari populasi penduduk Negeri Tirai Bambu itu tidak dapat berbicara bahasa nasional mereka, yakni bahasa Mandarin. Seorang juru bicara kementerian pendidikan tidak disebutkan namanya mengatakan kepada kantor berita Xinhua bahwa hanya 70 persen rakyat China yang dapat berbahasa Mandarin, dan banyak dari mereka tidak melakukannya dengan baik, seperti dilansir situs bbc.co.uk, Jumat (6/9). Pengakuan dari pejabat China itu datang sebagaimana pemerintah telah meluncurkan sarana lain untuk mendorong bahasa persatuan di China. China merupakan rumah bagi ribuan dialek dan beberapa bahasa minoritas. Ini termasuk dialek Kantonis dan Hokkien. Bahasa Mandarin, yang secara resmi disebut Putonghua di China, atau yang berarti bahasa nasional adalah salah satu bahasa yang paling banyak diucapkan di dunia. Juru bicara kementerian pendidikan China mengatakan dorongan dilakukan pemerintah itu akan difokuskan di pedesaan dan di daerah dengan etnis minoritas. Selama beberapa dekade, partai penguasa di China yakni Partai Komunis telah mempromosikan Bahasa Mandarin dalam upayanya untuk menyatukan bangsa terpadat di dunia itu. Tetapi upaya pemerintah telah terhambat dan kurangnya investasi dalam dunia pendidikan, terutama di daerah pedesaan.Kebijakan pemerintah juga telah lama diperdebatkan, khususnya di kalangan suku minoritas itu. Pada 2010 lalu, berbagai protes terjadi di Tibet terkait penggunaan bahasa Mandarin di sekolah-sekolah. Saat itu, para pengunjuk rasa mengatakan hal ini telah mengikis budaya dan bahasa. China menjadi negara dengan penduduk terbanyak di dunia dengan populasi warga melebihi 1,3 miliar jiwa, di mana mayoritas warganya berasal dari suku Han.banner-ads