Marc Marquez telah mengambil alih MotoGP sejak kedatangannya di kelas utama pada 2013. Memenangkan enam gelar dalam tujuh musim sejak itu, pembalap Spanyol tetap membalap bersama Repsol Honda tetapi masih perlu beradaptasi dari Bridgestone ke ban Michelin.
Tak cuma perubahan ban saja, ada regulasi yang juga diperbarui soal perangkat elektronik ke ECU kontrol, ditambah pengenalan sayap aerodinamika.
Marquez terkenal karena sudut lean yang ekstrem dan penyelamatan yang mengasyikkan. Gaya spektakuler Marquez tampaknya hanya mengalami perubahan kecil sepanjang karier di kelas premier.
Itu tidak mengherankan mengingat keberhasilan yang dia nikmati dengan teknik menikung siku-turun dan gaya agresif bahkan kini digunakan oleh banyak rider di grid.
Jika ada, Marquez tampaknya memposisikan tubuhnya lebih jauh dari motor dalam beberapa tahun terakhir. Sudut rampingnya tentu saja lebih besar dari sebelumnya, termasuk rekor baru 66 derajat di Sachsenring 2019, kemudian 70 derajat besar sambil aksi penyelamatan di Phillip Island di akhir tahun.
"Alasan mengapa kami menggunakan begitu banyak lean adalah karena motor tidak berputar," jelas Marquez.
"Jadi saya menggunakan semua sudut ramping ini bukan karena gaya balap saya, bukan karena saya suka, tetapi karena saya perlu."
Sudah menjadi pemenang dari 56 balapan MotoGP, Marquez memiliki kesempatan untuk bergabung dengan Valentino Rossi dengan tujuh gelar kelas utama musim ini, yang hanya menyisakan Giacomo Agostini (8) di depan dalam buku rekor.