Pembalap Pramac Ducati Francesco Bagnaia mengatakan penampilannya yang luar biasa dalam tes pra-musim pembukaan 2019 di Sepang mungkin masalah terbesar. Terlebih musimnya sebagai rookie MotoGP sulit.banner-ads

Pembalap berusia 22 tahun itu dikontrak oleh Ducati selama musim libur 2018. Ia pun disebut bakal bersinar setelah juara di Moto2.

Harapan ini diperkuat oleh tes pertama tahun 2019 di Sepang, di mana Bagnaia selesai hanya 0,063 di belakang penentu kecepatan Danilo Petrucci.



"Mungkin masalah terbesar tahun ini adalah tes pertama di Malaysia, yang saya finis di urutan kedua," ungkapnya.

“Setelah tes ini, saya pikir itu bisa lebih mudah untuk menjadi kompetitif, untuk selalu di depan. Kembali ke kenyataan dalam tes Qatar, di mana saya mulai berjuang lebih banyak, dan semua musim sudah sangat sulit dalam balapan terakhir kurang begitu."

Bagnaia mengatakan masalah beradaptasi dengan ban Michelin jadi salah satu hal tersulit. Terlebih ia telah begitu mengenal Dunlop sepanjang waktunya di seri Moto3 CEV Italia dan kelas Moto2.

"2011 hingga 2018 dengan Dunlop, kurang lebih bagian depannya sama, Moto3 atau Moto2, rasanya sama. Di MotoGP dengan Michelin itu berbeda dan saya berjuang untuk memahaminya," tuturnya.