Di atas kertas, Francesco Bagnaia menyelesaikan musim MotoGP 2020 dengan satu podium atas namanya dan tempat ke-16 di kejuaraan dunia.banner-ads

Cedera menyerang Bagnaia di Brno. Setelah itu, ia juga melewati masalah mesin saat balapan di Jerez, yang membuat pembalap Pramac Ducati itu kehilangan podium debut MotoGP.

Meskipun akhir pekan Andalucia berakhir dengan nol poin, performa di kualifikasi dan balapan menempatkan mantan juara Moto2 itu dalam radar kuat untuk kursi tim pabrikan.

Juara dunia Moto2 2018 itu harus menerima pukulan pahit setelah dikalahkan Maverick Vinales di balapan berikutnya. Meski ia sudah dipastikan bakal jadi rider pabrikan bersama Jack Miller pada 2021.



Tapi harapan Bagnaia untuk meninggalkan Pramac di tempat yang tinggi dibatalkan oleh empat DNF yang mengejutkan dalam lima balapan terakhir.

“Masalah terbesar adalah pemanasan ban depan. Sangat sulit dilakukan,” kata Bagnaia.

"Tahun depan akan menarik memiliki sesuatu untuk membantu kami karena kami akan menjalani balapan dengan kondisi dingin lagi dan penting untuk memiliki motor terbaik di setiap situasi. Apa yang saya minta dari Ducati adalah sesuatu untuk membantu saya mendapatkan perasaan terbaik di lap pertama."

Untungnya bagi Bagnaia, rekan setimnya Miller adalah salah satu yang terbaik dalam menghasilkan cengkeraman ban bahkan di kondisi trek yang paling sulit sekalipun. Ia juga melihat data yang didapat oleh Miller untuk membuat beberapa kemajuan.

"Saya melihat data Jack. Dia selalu sangat kompetitif dan cepat di lap pertama dan dalam kondisi campuran, situasi di mana saya selalu berjuang. Jadi saya telah belajar darinya. Tapi yang pasti saya harus melatihnya lebih banyak dan mengubah sesuatu untuk mendapatkan perasaan terbaik yang saya bisa di lap pertama."