Valentino Rossi menyebut hiatus MotoGP karena pandemi corona telah mengacaukan rencana yang ia miliki untuk memutuskan masa depannya di 2020.
Juara dunia sembilan kali berusia 41 tahun itu tidak berkomitmen untuk perpanjangan kontrak dengan Yamaha pada awal tahun karena ia ingin menilai kinerjanya setelah tujuh atau delapan balapan pertama untuk melihat apakah itu layak untuknya.
Rossi kehilangan tempatnya di tim pabrikan karena sensasi Fabio Quartararo. Meskipun Rossi telah dijamin dapat dukungan penuh dengan Petronas SRT jika ia memilih untuk melanjutkan karirnya.
"Ini telah mengacaukan rencana. Kita harus mengerti kapan kita akan bisa balapan," kata Rossi kepada Sky Sports di Italia.
“Penundaan tampaknya berlangsung lama, karena mereka juga membatalkan kejuaraan Sepakbola Eropa. Jadi saya pikir akan sulit untuk memulai musim sebelum Juli. Mengenai pilihan saya, saya berharap dapat memutuskan apakah akan melanjutkan setelah bagian pertama musim ini, tetapi sekarang semuanya telah tergelincir."
Promotor MotoGP Dorna Sports dan badan pengatur FIM sebelumnya telah menyatakan niatnya untuk mencoba dan menjalankan semua 19 balapan yang tersisa tahun ini. Mereka punya gagasan bakal melakukan dua balapan pada akhir pekan.
Rossi mengatakan ide ini menarik. Terlebih ada kontrak yang mengharuskan balapan digelar 13 kali minimal dalam satu musim.
"Tahun ini, yang penting adalah melakukan sebanyak mungkin balapan. Tidak dikatakan bahwa melakukan 19 balapan adalah hal mendasar," tukasnya.