Andrea Dovizioso bergabung dengan Ducati pada 2013 dan telah menjadi faktor utama dalam mengembalikan tim ke daya saing setelah Casey Stoner meraih satu-satunya gelar MotoGP pada 2007.banner-ads

Namun, meski meraih 12 kemenangan dan menjadi runner-up tiga musim terakhir, status Dovizioso di tim telah diguncang oleh bukti yang jelas bahwa Ducati menargetkan tanda tangan beberapa rider anyar.

Memang, minat Ducati pada Maverick Vinales dan Fabio Quartararo cukup signifikan sehingga memaksa Yamaha untuk memberi kontrak mereka untuk 2021 jauh lebih awal. Selain itu, diyakini dua rider Suzuki, Rins Alex dan terutama Joan Mir juga telah menarik minat mereka.

"Selama saya bisa memenangkan kejuaraan dunia saya ingin mencoba dan terus mengambil risiko itu, tetapi hanya jika saya punya proyek," katanya kepada GPOne.



"Kalau tidak, tidak akan menjadi masalah bagi saya untuk tidak melanjutkan, saya tahu apa yang saya inginkan dan saya bekerja untuk itu. Saya santai, saya tahu apa yang saya kerjakan, saya tahu kekuatan dan kelemahan saya dan saya memiliki situasi saya cukup jelas."

“Saat ini, saya tidak bisa mengatakan saya akan melanjutkan dengan Ducati, apa pun bisa terjadi. Yamaha sudah bergerak, tetapi saya pikir masih terlalu dini untuk membicarakan 2021-2022,” jelasnya.

Dari luar, sulit untuk membayangkan mengapa Ducati ingin melepas Dovizioso, yang telah bekerja dengan rajin selama bertahun-tahun untuk menyeret perusahaan dari kuda hitam menjadi pesaing gelar.

Ketika Anda mempertimbangkan orang-orang seperti Valentino Rossi, Cal Crutchlow, Andrea Iannone dan Jorge Lorenzo telah datang dan pergi karena berbagai alasan selama bertahun-tahun, Dovizioso mungkin merasa agak sedih. Ducati tampaknya terus memandang pembalap lain.