Bos tim Suzuki, Davide Brivio, mengaku tidak merasakan tekanan saat perebutan gelar MotoGP 2020. Terlebih ketika para pesaingnya berulang kali menyebut motor mereka sempurna.
Joan Mir memenangkan gelar kelas premier bersama Suzuki untuk pertama kalinya sejak tahun 2000. Mir terbukti menjadi kekuatan yang paling konsisten musim itu dengan mencetak tujuh podium dari 14 balapan. Rekan setimnya Alex Rins menambah koleksi Suzuki menjadi 11, keduanya masing-masing mencetak satu kemenangan.
Meskipun Suzuki berakhir di urutan ketiga dalam tabel konstruktor di belakang Ducati dan Yamaha. Tapi GSX-RR kerap disebut sebagai motor sempurna.
"Saya tidak tahu apakah ini motor yang sempurna. Saya pikir ini memiliki keseimbangan yang sangat baik di semua area. Mesin bagus, sasis bagus, ban bagus dan itu kombinasi antara motor dan pembalap, karena pembalap juga belajar," ungkap Brivio.
"Alex sudah bagus dan Joan telah belajar bagaimana mengatur ban, bagaimana mengendarai motor dengan cara terbaik. Entah itu motor yang sempurna atau tidak, saya tidak tahu. Itu tidak pernah sempurna. Yang pasti, itu paket seimbang."
Suzuki adalah salah satu pabrikan terkecil di grid dan merupakan satu-satunya pabrikan bersama dengan Aprilia yang hanya menggunakan dua mesin saat ini. Sementara Yamaha dan Honda menjalankan empat, dan Ducati diwakili oleh enam pembalap.
Brivio menyebut ukuran itu justru memaksanya untuk lebih kreatif dengan proyek MotoGP selama bertahun-tahun.
"Suzuki adalah perusahaan besar. Tapi anggaran yang kami sisihkan untuk balapan tidak sebesar mungkin pabrikan lain. Benar, tidak memiliki sumber daya yang tidak terbatas atau sumber daya yang besar memaksa Anda untuk menjadi lebih kreatif, untuk mencoba berpikir lebih banyak. Dan misalnya, dalam hal staf kami mungkin memiliki lebih sedikit staf daripada yang lain. Tentu saja, terkadang kami ingin meningkatkan jumlah orang," ungkapnya.
“Tapi di sisi lain mungkin itu membuat kebingungan. Jadi, Anda harus menemukan keseimbangan yang tepat antara memiliki cukup orang dan tidak terlalu banyak."