Niat pemerintah untuk memajukan Esport patut diapresiasi, karena Menteri Pemuda dan Olahraga menyiapkan dana Rp 50 miliar untuk memasukan kurikulum Esport dalam pendidikan Tanah Air. Lewat sistem tersebut diharapkan lahir atlet-atlet baru yang bisa mengharumkan nama Indonesia lewat cabang olahraga tersebut.
"Ini bukan semata-mata game, ini (Esport) adalah olahraga karena butuh pendamping nutrisi dari psikologis sampai fisik. Karena saat bermain tidak hanya satu jam tapi berjam-jam," tutur Imam Nahrawi di laman resmi Kantor Staf Presiden.
Ia pun mengharapkan sekolah-sekolah bisa membantu dan memberikan kelonggaran bagi para atlet. Pendidikan Esport juga mulai dimasukan dari tingkat menengah hingga perguruan tinggi. Rencana tersebut menyambut ajang Piala Presiden yang berlangsung pada 2019 lalu.
Untuk program ke depannya, pemerintah menginginkan game-game dari developer lokal untuk dipertandingkan pada Piala Presiden 2020. Tentunya hal ini menjadi angin segar bagi para developer lokal, namun apa saja syaratnya?
Pertama game yang didaftarkan harus bertipe multiplayer. Game yang diusulkan juga tak perlu sudah rilis, jika masih versi beta pun tetap bisa diikut sertakan. Dan game tersebut harus siap untuk dimainkan pada tahun Februari 2020 mendatang.