Ketika pabrikan Italia berlomba-lomba bikin terobosan dengan berbagai perangkat elektronik, tim Jepang asyik sendiri. Mereka lebih suka memaksimalkan terobosan sendiri.banner-ads

Seperti Suzuki, pabrikan yang meraih gelar juara dunia MotoGP 2020 bersama Joan Mir. GSX-RR milik mereka adalah motor paling sederhana di kelas premier.

Kepala kru Alex Rins di Suzuki, Jose Manuel Cazeaux, bercerita tentang kesederhanaan tersebut. Sebab, menurutnya insinyur Jepang tak peduli dengan terobosan tim Italia.

“Kecenderungan lebih dari tim Italia atau Eropa adalah jika kalian melihat Yamaha keluar dengan holeshot dinamis, misalnya, maka semua orang menjadi sedikit gila, dan harus membuat holeshot dinamis. Tapi bagian Jepang dari tim kami tidak terlalu gugup! Mereka tidak terlalu peduli dengan apa yang dilakukan orang lain, mereka mengikuti cara mereka sendiri," ungkapnya.



Kendati demikian, holeshot disebutnya memiliki efek besar untuk balapan. Mereka pun mencoba memperhatikan terobosan itu meski tak bisa melihat detail rahasia pabrikan lain.

"Jadi kami mencoba untuk memperhatikan yang lain, tetapi juga sulit untuk mengetahui dengan tepat apa yang dilakukan setiap orang," ujarnya.

Lantas apa yang dilakukan Suzuki musim lalu adalah sebuah anomali. Mereka tak membuat banyak terobosan dari sisi elektronik, lalu memilih mengembangkan part lain.

"Sangat terkejut bahwa semuanya berada di tempat yang tepat dan cukup sederhana. Saya pikir motornya seperti ini, motor sederhana tetapi secara teknologi didorong hingga batasnya. Ada banyak rekayasa pada motor, tetapi secara filosofis memakai solusi paling sederhana dari pengalaman kami untuk menawarkan performa terbaik," ungkapnya.