Jorge Lorenzo membalap untuk tim pabrikan Yamaha, Ducati dan Honda selama dua belas tahun di kelas premier. Ia melompat di kelas utama sebagai juara 250cc pada 2008.banner-ads

Lorenzo datang dengan gaya halus, kecepatan sudut yang identik dengan M1. Ia ketika itu meraih 44 kemenangan untuk Yamaha.

Ducati Desmosedici yang jadi motor berikutnya adalah sesuatu yang sangat berbeda. Ia bisa mendapatkan waktu putaran dalam pengereman dan akselerasi, sementara di sisi lain perlu bekerja keras di tikungan.

Lorenzo awalnya berjuang dengan transisi yang sulit, sebelum pada pertengahan 2018 meraih tiga kemenangan sebelum akhirnya cedera.



Lorenzo pindah ke Repsol Honda dan mungkin motor yang paling menantang untuk dikendarai di MotoGP pada 2019. Namun cedera lebih lanjut menumpulkan peluang Lorenzo untuk beradaptasi dengan RCV. Tujuannya memenangkan balapan untuk tiga pabrikan berbeda pun jadi mimpi yang jauh.

Meskipun demikian, selama berkarir di kelas premier, Lorenzo tidak hanya memenangkan perlombaan untuk dua pabrik yang berbeda, tetapi dengan mesin 800cc dan 1000cc, ban Michelin dan Bridgestone.

Lorenzo juga dikenal dengan sudut miringnya di lintasan. Ia mencetak rekor baru 64 derajat selama musim 2013. Pembalap Spanyol itu menyesuaikan gayanya dengan mesin dan ban yang berbeda.

Foto-foto ini memperlihatkan gaya balap Lorenzo yang diambil dalam jarak beberapa meter di sudut yang sama di COTA, Misano, Jerez dan Sepang antara 2008 dan 2019.