Kemenangan kedua Franco Morbidelli di MotoGP Teruel, mendorong rider Petronas Yamaha itu terpaut 25 poin dari pemimpin gelar Joan Mir. Tentunya, masih ada tiga putaran tersisa.banner-ads

Satu-satunya pembalap Yamaha yang tidak menggunakan motor spek pabrikan, Morbidelli mengambil alih kepemimpinan saat pembalap LCR Honda Takaaki Nakagami jatuh di lap pembuka.

Hasil tersebut juga melambungkan poin Morbidelli di atas Nakagami dan Andrea Dovizioso ke tempat keempat dalam klasemen.

"Ya. Rupanya hari ini kami kembali ke permainan menuju gelar," kata Morbidelli.



"Kami 25 poin dari puncak, dan kami dipaksa untuk menghadapi tiga balapan terakhir kejuaraan ini dalam mode serangan penuh. Kami tidak boleh membuat kesalahan dan harus berusaha bekerja sangat keras, sangat baik dan melihat di mana kami berada di depan."

Untuk menjadi yang keempat dalam kejuaraan di akhir musim adalah hal yang luar biasa. Morbidelli pun seperti bermimpi berada di MotoGP, hingga jadi rider papan atas.

"Tapi kita tahu, saat berada dalam permainan, kita selalu menginginkan lebih. Jadi saya akan selalu mendorong lebih banyak. Pada awal tahun, saya tidak memikirkan apa pun. Saya tidak suka membuat prediksi apapun. Saya hanya ingin pergi ke jalur yang benar dan memberikan segalanya dan melihat di mana saya berada setelahnya," tuturnya.

Morbidelli sekarang hanya 11 poin di belakang rekan setimnya, Fabio Quartararo dan terpaut 6 poin dari rider pabrikan Yamaha Maverick Vinales, yang duduk di posisi kedua dan ketiga dalam klasemen. Dengan kata lain, semakin tidak jelas pembalap mana yang sekarang menawarkan kesempatan terbaik untuk Yamaha.

"Ini sangat lucu. Kemarin saya berada di luar pertarungan, hari ini saya adalah pembalap utama Yamaha," kata Morbidelli.

"Ada tiga pesaing di dalam Yamaha. Ketiganya berada di puncak dan ketiganya bersaing untuk kejuaraan. Jadi saya harus fokus melakukan pekerjaan terbaik yang saya bisa dan dua orang lainnya harus melakukan hal yang sama. Dan Yamaha harus mendorong ketiganya."