Fabio Quartararo punya keanggunan Prancis ketika naik ke kelas MotoGP. Ia juga temperamen yang dekat dengan darah Italia, lalu Quartararo juga bertahun-tahun menghabiskan waktu di Spanyol.
Rider Petronas Yamaha itu adalah the next big thing buat MotoGP. Ia datang dengan stigma Marc Marquez baru, pembalap dari Nice yang tak terlalu kentara di kelas Moto3.
Pertanyaan bahkan muncul, mengapan Quartararo dipilih setelah hanya satu kali keberhasilan di Moto2? Tentu saja, banyak yang menyebut itu hanya sekadar nasib yang di Google Maps tak bisa prediksi.
Tapi, pertemuannya dengan Diego Gubellini, kepala teknisinya saat ini, memang terdengar agak kebetulan.
"Rencana awal saya adalah untuk terus mengikuti Morbidelli. Tetapi, ketika Pedrosa memutuskan untuk pensiun, Yamaha mempercayakan Franco dengan tim yang diasuh Forcada. Atas alasan itu saya percaya dengan Quartarato," kata Gubellini.
Ia bahkan menyebut pemilihan Quartararo ketika itu tidak logis. Terlebih, ia biasanya melihat Moto2 untuk mencari yang terbaik. Tentu saja ada nama Bagnaia dalam daftar tersebut. Namun rider itu sudah menandatangani kontrak dengan Ducati.
"Seperti Oliveira dengan KTM. Sementara Binder sudah memutuskan untuk tetap berada di Moto2. Fabio? Dia adalah alternatif yang kredibel, karena dia muda dan berbakat," lanjutnya.
Kepada GP One, Gubellini mengaku pertama bertemu dengan Quartararo setahun yang lalu di Sachsenring. Ia mengaku merasa nyaman ketika akhirnya mengakhiri pertemuan itu, salah satunya karena rider itu menghadapi tantangan dengan kerendahan hati.
"Sebuah hal yang tak sering terjadi pada seorang pria muda untuk memiliki kualitas seperti itu," tuturnya.
Dari sana, ia pun merasa yakin dengan pemuda tersebut. Hingga akhirnya kini terbukti. Quartararo adalah rookie terbaik yang ada di MotoGP sejauh ini.
"Saya pikir dia hanya Fabio Quartararo, dalam arti dia memiliki karakteristik sendiri dan tidak menyerupai orang lain. Kisah MotoGP-nya mengingatkan kita pada Stoner, yang meledak di kelas utama," tukasnya.
Pembalap berusia 20 tahun itu berada di urutan kedelapan dalam klasemen sementara pembalap MotoGP. Ia jadi rookie dengan poin tertinggi di atas Joan Mir (urutan ke-13), Miguel Oliveira (ke-18) dan Francesco Bagnaia (ke-21).