Suzuki pernah cabut akhir 2011 dari keikutsertaan di MotoGP karena masalah keuangan. Kini, masalah finansial itu juga tengah melanda semua pabrikan karena pandemi Corona.banner-ads

Tapi Suzuki mengaku masih aman. Sebab, kontrak dua tahun dengan ridernya jadi salah satu bukti mereka serius di olahraga tersebut.

"Di masa depan, semua orang mungkin akan memiliki lebih sedikit sumber daya," kata bos Suzuki, Davide Brivio.

"Kejuaraan ini sangat terkait dengan pabrikan karena pada kenyataannya pabrikan adalah 'sponsor' terbesar dari setiap tim dan, tentu saja, tidak ada yang menjual motor dan produk saat ini."



"Bahkan di Suzuki, kami adalah produsen mobil serta motor dan mesin kelautan, tetapi kami tidak menjualnya. Jadi semua perusahaan harus mengurangi biaya mereka," tambahnya.

Menurutnya krisis keuangan memang terjadi, meski harus dibedakan ketika Suzuki 2011 harus meninggalkan MotoGP.

"2021 juga tidak akan seperti 2017, 2018 atau 2019. Maksud saya, krisis ini tampaknya jauh lebih besar, tetapi ketika kita mengalami krisis keuangan pada 2008-2009 [MotoGP] melambat dan kemudian perlahan bangkit kembali. Kami telah diminta oleh Suzuki untuk menghemat anggaran untuk tahun ini, untuk mencoba mengurangi biaya dan dari sudut pandang tertentu, saya tidak akan mengatakan mudah, tetapi dengan tidak bepergian, bukan balap, kami secara otomatis menghemat anggaran," tukasnya.

Pembekuan teknis berarti empat produsen paling sukses Honda, Ducati, Yamaha dan Suzuki tidak dapat mengubah desain mesin mereka sampai 2022. Hal itu juga merupakan upaya penyelenggara untuk memangkas biaya pabrikan.