1. Danilo Petrucci
Untuk musim kedua bersama pabrikan Ducati, Petrucci adalah pembalap dengan profil tinggi yang muncul dalam daftar ini. Situasinya menuju 2020 sangat mirip dengan yang ia rasakan 12 bulan yang lalu. Intinya masa depan bersama Ducati masih tetap tak pasti.
Petrucci ditarik Ducati untuk peran sebagai nomor dua di bawah Andrea Dovizioso. Petrucci mengaku ada kemerosotan dalam kecepatannya.
Petrucci bahkan punya target menempati posisi kedua di kejuaraan. Tapi malah alih-alih, ia justru menderita krisis kepercayaan ketika targetnya itu melenceng jauh dari jangkauan.
Petrucci berada di urutan ketujuh. Ia secara teratur dikalahkan oleh sesama pengguna GP19 Jack Miller, mantan rekan setimnya di Pramac Ducati.
2. Franco Morbidelli
Franco Morbidelli sebenarnya banyak diperbincangkan di awal kariernya di MotoGP. Tapi belakangan, prestasinya justru kalah dari rekan satu timnya, Fabio Quartararo.
Padahal Morbidelli memiliki keunggulan dalam hal mesin atas Fabio Quartararo, yang mengendarai M1 'B-spec'. Morbidelli memiliki motor yang setara dengan pembalap pabrikan Yamaha, Maverick Vinales dan Valentino Rossi. Tahun ini, Quartararo diberikan mesin baru, sehingga ada bahaya kesenjangan 77 poin antara mereka.
Quartararo memasuki 2020 dengan keyakinan masa depannya aman setelah dikontrak pabrikan Yamaha menggeser Valentino Rossi. Morbidelli, sementara itu, masih belum ada kejelasan.
3. Francesco Bagnaia
Francesco Bagnaia seperti salah satu prospek buat Italia yang paling menarik di masanya. Pramac Ducati pun ada di belakangnya, menjadikannya sebagai pembalap satelit di MotoGP.
Dia memiliki kesepakatan yang luar biasa setelah dijamin mendapat spesifikasi pabrikan Ducati. Bagnaia seperti sudah cukup waktu untuk berkembang menjadi bintang MotoGP Italia berikutnya tanpa tekanan.
Tapi kecelakaan, cedera dan frustrasi mendefinisikan musimnya begitu berat. Ia hanya mengalahkan mantan saingannya Miguel Oliveira, yang berada di KTM.
4. Johann Zarco
Adalah adil untuk mengatakan Johann Zarco menggunakan banyak peluangnya untuk tetap di MotoGP. Tentu, dia hebat bersama Yamaha, tetapi jelas itu bukan jaminan kesuksesan di motor lain.
Di KTM, dia adalah bayangan dari dirinya sebelumnya. Bersama pabrikan Austria, Zarco tak punya banyak waktu. Ia kini membalap untuk Avintia Ducati.
Tidak satu pun dari dua pebalap Ducati yang dijamin akan bertahan setelah 2020, sehingga Zarco memiliki kesempatan untuk mendarat di sana atau, lebih realistis lagi, tim Pramac untuk 2021.
Dia juga satu-satunya pembalap Ducati yang tidak memiliki pengalaman dengan motornya, yang hanya akan membuat segalanya lebih sulit.
5. Miguel Oliveira
Miguel Oliveira menyesal telah melewati tim pabrikan yang dikosongkan oleh Zarco ketika pabrikan lebih memilih Brad Binder.
Dengan asumsi Pol Espargaro mempertahankan tempatnya, ada kemungkinan Oliveira versus Binder untuk tempat lainnya. Tapi Oliveira tentu saja butuh banyak argumen yang meyakinkan untuk pertukaran itu.
Dia harus melakukan keduanya secara substansial lebih baik daripada Binder dan cukup baik untuk KTM tidak tergoda oleh opsi-kiri.
Lalu ada juga masalah kecil dari rekan setim Oliveira yang baru, Iker Lecuona. Jika Oliveira tergelincir, maka justru Lecuona yang bisa mendapat tempat lebih baik.