Jorge Lorenzo memang punya karakter yang blak-blakan. Ia tak takut mengungkapkan pikiran dan perasaannya.
Lorenzo baru saja meluncurkan sebuah buku 'Lo que aprendà hasta los 30' atau 'What I learned until 30'. Di dalamnya, ia membeberkan masa-masa saat membela Yamaha, terutama saat bertandem dengan Valentino Rossi.
Buku tersebut merupakan sebuah motivasi yang sudah ditulisnya sejak pertengahan tahun lalu. Di dalamnya, X-Fuera menjelaskan banyak hal mengenai kehidupan pribadinya di MotoGP.
"Vale kembali ke Yamaha dan bukan rahasia lagi ia ingin memperbaiki hasil. Saya akhirnya tahu bahwa pelatih fisik saya, Antonio Casciani, bertemu dengan Vale dan pelatihnya di Tavullia. Ia menjelaskan bagaimana ia melatih saya," tuturnya.
"Saya pun memutuskan tak lagi memakai bantuan Antonio. Vale juga mulai berlatih dengan motor yang identik dengan yang biasa saya pakai di Gerno, dan ia melakukan latihan yang mirip. Kebetulan atau tidak, ia mulai kembali kompetitif," lanjutnya seperti dilansir Marca.
Lorenzo juga membeberkan perselisihannya dengan Massimo Meregalli, yang dulu menjabat sebagai manajer tim Rossi. Sejak 2017, ia juga menjabat direktur tim Movistar Yamaha.
"Saya memutuskan bicara dengan Maio. Saya bisa menerima bila setup saya di-copy sebelum balapan, tapi lama-lama keterlaluan. Saya lebih suka ia tak ikut rapat teknis usai setiap sesi. Anda tak bisa memberikan keuntungan dengan cuma-cuma dan membiarkan mereka mencontek Anda. Apa pun yang memberi Anda keuntungan dibanding para rival, rahasiakan," tukasnya.