Andrea Dovizioso berpacu dengan waktu untuk mencapai kebugaran penuh demi bisa tampil di pembuka musim MotoGP 2020. Ia menderita cedera bahu dalam perlombaan motocross.
Hal tersebut menimbulkan pertanyaan kuno tentang apakah rider harus berpartisipasi dalam kegiatan pelatihan berisiko seperti motocross atau trek tanah?
Dovizioso menjalani operasi untuk tulang selangka kiri yang patah setelah jatuh. Hanya lebih dari dua minggu untuk Dovizioso pulih sampai aksi MotoGP dilanjutkan di Jerez.
Ducati mengizinkan Dovizioso untuk mengambil bagian dalam lomba motocross dengan menjelaskan bahwa rider Italia itu perlu menemukan kembali rangsangan dan sensasi yang hanya bisa diberikan oleh kompetisi nyata.
Dovizioso bukan pembalap pertama yang terluka saat latihan. Maverick Vinales menghabiskan malam di rumah sakit setelah insiden motocross pada bulan Maret.
Sementara itu, Jorge Lorenzo juga memulai musim lalu dengan mengalami patah pergelangan tangan. Memaksanya untuk menjalani operasi dan melewatkan tes Sepang pra-musim.
Kecelakaan pelatihan lainnya dialami Valentino Rossi. Patah kaki kanannya dalam kecelakaan enduro, memaksanya untuk kehilangan GP Misano dan menghancurkan balapan tersisa musim itu.
Jadi mengapa pengendara MotoGP mengambil risiko seperti itu selama pelatihan?
Pertama, karena cara terbaik untuk berlatih mengendarai motor adalah dengan mengendarai motor cross. Sementara sisi fisik dapat direplikasi melalui segudang latihan lainnya, refleks, kontrol dan teknik mengendarai perlu diasah pada dua roda.
Seperti yang dikatakan Valentino Rossi, "Saya selalu mengendarai motocross karena saya sangat menikmatinya dan saya pikir ini adalah latihan terbaik, secara fisik dan mental."
Marc Marquez mengatakan: "Bahkan ketika Anda mengendarai motorcross, Anda dapat menabrak. Ketika Anda mengendarai apa pun, banyak hal bisa terjadi. Tetap di sofa akan mudah dan baik, tetapi kemudian Anda tidak dapat meningkatkannya. Jika sesuatu akan terjadi, itu akan terjadi, tetapi saya akan terus mengendarai motocross.”