banner-ads

Hasil race GP Aragon akhir pekan lalu membuat Ducati menjadi perhatian. Sebab, banyak pembalapnya tidak mampu finish di sepuluh besar.

Dua rider utama mereka, Andrea Dovizioso dan Michele Pirro hanya mampu menempati posisi 11 dan 12 saja. Sementara rider satelit juga tidak bisa berbuat banyak.

Lebih parahnya, mereka justru kalah dari tim Aprilia. Dua rider mereka, Alvaro Bautista dan Stefan Bradl menyelesaikan balapan tersebut pada posisi 9 dan 10.

Sebuah krisis yang harus segera dibenahi tim asal Bologna tersebut. Apalagi, persaingan musim depan juga bakal semakin berat saja.



Tapi ternyata, mereka tidak mau menyebut bahwa balapan terakhir itu sebagai sebuah krisis. Ada beberapa realita yang harus juga diperhatikan.

"Kami mengalami kesulitan saat balapan di sejumlah sirkuit yang permukaan lintasannya tidak menyediakan grip yang bagus terhadap ban. Contohnya seperti di Spanyol. Kami menderita di Jerez, Barcelona dan juga di Aragon," tutur Direktur Ducati Corse, Paolo Ciabatti.

Ia menegaskan bahwa, kemenangan Andrea Iannone di GP Austria merupakan salah satu contoh keberhasilan. Apalagi sampai saat ini, Desmosedici juga tidak menemui keluhan berarti.

"Itu adalah salah satu dari tujuan kami dan kami telah meraihnya. Ini mungkin terasa seperti sebuah alasan mudah, tapi papan klasemen sementara sama sekali tidak menggambarkan potensi sebenarnya," tukasnya.