Nama besar Sir Alex Ferguson bukan cuma berhasil menarik nama-nama besar lain masuk ke dalam klub, tapi juga dirinya berhasil melahirkan pemain besar lainnya. Seperti halnya mengembangkan Cristiano Ronaldo jadi seorang monster dan tetap dielu-elukan meski udah pergi meninggalkan klub sejak 11 tahun lalu.
Selain itu kisahnya yang paling terkenal juga adalah bagaimana MU bisa mempromosikan para pemain muda brilian jadi tim utama yang padu. Mereka juga lebih dikenal dengan Class Of ‘92. Hingga pensiun dan jauh dari pertandingan sepak bola, para anggota Class Of ‘92 ini tetap punya peran di dunia sepak bola, ada yang jadi pelatih, ada yang sekarang punya klub, dan ada yang jadi pengamat sepak bola.
Karir Sir Alex Ferguson emang tampak sempurna secara kasat mata, tapi ada banyak juga kesalahan yang dibuatnya selama melatih.
Sang maestro taktik dan manajerial pernah mengatakan bahwa kesalahan terbesar dalam karirnya adalah membiarkan Jaap Stam pergi dari Manchester United. Tentu ini jadi sebuah penyesalan yang amat besar karena proses terjadinya dipenuhi kesalahpahaman.
Semua bermula dari Stam yang menulis buku berjudul Head To Head. Di dalamnya Jaap Stam memasukkan sebuah kritik terhadap kepelatihan Alex Ferguson dan juga beberapa rekan setimnya. Sayangnya pernyataan kritikan tersebut dipelintir oleh banyak media dan faktanya diputarbalikkan.
Ini tentu bikin sang manajer geram, marah pada Stam dan langsung ingin menjualnya.
Dikutip dari FourFourTwo, Jaap Stam mengaku tiba-tiba dihubungi agennya saat dalam perjalanan pulang dari latihan. Sang agen mengatakan bahwa tim memasukkan dirinya ke dalam daftar jual. Sebuah hari yang mengagetkan buat Stam. Apalagi gak lama setelah itu Sir Alex menelpon dan menyuruh Stam menunggu di manapun dirinya berada.
Sir Alex pun menghampiri dan masuk ke mobil sambil mengatakan bahwa dirinya sudah ditawar oleh Lazio. Transfer tersebut pun terjadi dan Stam meninggalkan Manchester United dengan luka.
Baru delapan tahun kemudian Fergie mengaku bahwa transfer Stam adalah penyesalan terbesarnya selama melatih Manchester United. Kalau tidak ada kesalahpahaman tersebut, Stam mungkin bisa bertahan bersama Setan Merah sampai usia pensiun. Hal tersebut mengingat bahwa dirinya adalah salah satu bek terbaik di dunia saat itu.