Tidak mudah untuk berhasil di MotoGP. Bahkan untuk pabrikan yang didanai dan dipersiapkan dengan baik seperti Red Bull KTM Factory Racing.banner-ads

Pabrikan Austria itu tiba di MotoGP, setelah dua tahun persiapan, pembalap penguji Mika Kallio debut dengan RC16 di babak final 2016 di Valencia. Tujuannya jelas, CEO KTM Stefan Pierer, ingin KTM masuk segmen itu.

"Pasti kita menghadapi naik turun pembelajaran ketika kita masuk ke segmen itu, tetapi kita akan mencapai podium dan impian hidup saya adalah menjadi juara dunia di MotoGP," katanya ketika itu.

KTM akhirnya naik podium pertama mereka di Valencia pada 2018, meskipun itu datang dalam kondisi sangat buruk, ketika Pol Espargaro balapan singkat di lintasan hujan.



2019 terbukti menjadi tahun yang menyakitkan namun bermanfaat. Pabrikan Austria telah mengontrak Johann Zarco sejak awal, lebih dari setahun sebelum musim 2019 bahkan dimulai, dengan maksud memiliki pembalap yang siap buat podium.

Tapi Johann Zarco tidak pernah sukses di KTM. Di Red Bull Ring, pria Prancis itu mengatakan kepada KTM bahwa ia ingin keluar dari kontraknya setahun lebih awal, dan pergi pada akhir musim 2019.

"Saya pikir seluruh paddock belajar lebih banyak bahwa ada dua karakter motor yang berbeda dan motor mana yang lebih mudah untuk dikendarai, yang mana yang dapat Anda kendarai dengan gaya balap yang berbeda dan mana yang Anda perlukan untuk memenangkan balapan," ungkap Pit Barier.

"Entah bagaimana, bagi saya itu tidak jelas ketika kami mengambil Johann bahwa akan ada perbedaan antara dua motor hanya dari gaya membalap murni. Pelajaran utamanya, sederhana: "Hari ini, saya tidak akan menandatangani kontrak dengan pembalap Yamaha, pasti."