Gareth Evans dari Afrika Selatan mengedepankan gaya Jepang dan Italia yang disatukan dalam motor 2 tak ini. Yamaha RZ350 dua silinder itu dijepit dengan bingkai Aprilia RS250.

Perpaduan yang sempurna dengan berbagai ubahan yang dilakukan. Proyek yang ambisius itu mengubah motor benar-benar eksotis.

"Saya tumbuh dengan motor 2 tak. Saya mendapat Italjet pertama saya saat ulang tahun pertama dan saat usia tiga tahun. Saya cukup beruntung karena orangtua saya memberi kesempatan untuk balap motor sepanjang masa kecil saya dan mendukung ketertarikan saya," ungkap Gareth.



Motor bermesin 2 tak disebutnya memang semata-mata hanya untuk kesenangan saja. Motor tersebut memang bukan yang tercepat di lintasan dibanding dengan empat langkah dengan perangkat elektroniknya. Namun ada sesuatu yang tak bisa ditebusnya dengan perasaan, kesenangan, suara dan baunya.

"Pilihan Yamaha RZ adalah kompromi yang sangat bagus. Dengan kemampuan mengeluarkan kekuatan nyata dari motor kecil tanpa bobot berat dan kerumitan empat silinder yang sangat menghalangi," tuturnya.



Ia memilih bingkai Aprilia RS karena dianggap produksi tercantik motor 250cc yang dibuat dengan beberapa bagian indah pada suspensinya. Tapi ironi, karena Gareth juga mengubah bagian-bagian keren itu.

Hanya bagian bingkai dan swing arm saja yang dipertahankan. Sisanya, pengereman, velg dan suspensi dibuang. Bagian depan ada Ohlins dari Ducati Panigale yang disesuaikan dengan suspensi belakang TTX.

Velg diambil milik BST yang terbuat dari karbon. Pengereman sendiri memakai satu pasang Brembo dengan cakram 320mm dan silinder RCS 19mm.

banner-ads