Andrea Dovizioso punya kesempatan buat jadi juara MotoGP 2017 hingga 2019. Meski gelar tak kunjung diraih, rider Ducati itu menganggap hal tersebut bukanlah kekalahan.banner-ads

Dalam kurun waktu itu, Dovizioso jadi runner-up tiga musim di bawah Marc Marquez. Ia pun lebih mengingat ketika memulai karir bersama Ducati pada 2013.

Musim pertamanya bersama Ducati kala itu terbukti sulit. Dovizioso hanya mencetak dua kali finis di lima besar dengan paket motor yang tidak kompetitif.

Musim ini juga sama sulitnya buat Dovizioso. Dengan konstruksi ban Michelin baru, menyebabkan permasalahan muncul sepanjang musim. Meski ia masih berhasil meraih kemenangan di GP Austria.



Karir Dovizioso di MotoGP dimulai pada 2008, selama itu ia meraih kemenangan 15 kali bersama Honda dan Ducati. Rider Italia itu saat ini tengah menunggu waktu buat cuti panjang setelah tidak memperpanjang kontraknya.

Tapi jika tak ada pabrikan yang memakai jasanya setelah cuti hingga 2022, apa Dovizioso sudah puas dengan karirnya?

“Ya, saya akan bahagia, karena saya memikirkan apa yang saya lakukan dalam karir saya, terutama dalam tiga tahun terakhir bersama Ducati," ungkapnya.

“Jika saya memikirkan tiga tahun itu, saya tidak merasa kami kalah karena kami datang dari jauh dan saya pikir apa yang kami lakukan bersama dalam tiga tahun itu adalah sesuatu yang istimewa. Kami melawan Marc dan Honda, jadi sangat, sangat sulit bagi kami untuk mengalahkan mereka."

Dovizioso mengaku telah melakukan langkah-langkah yang penting. Sebuah langkah dalam karirnya yang bisa dibanggakan.

“Jadi, tentang itu saya sangat senang. Tapi saat ini, saya sangat percaya tentang masa depan," tuturnya.

Dovizioso akan balapan motocross tahun depan, berusaha untuk tetap bugar dengan tujuan kembali ke MotoGP pada 2022.